Rizal Ramli Tantang Debat Terbuka Soal Data Rekapitulasi Nasional Suara Pilpres
Rizal Ramli menantang Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan pihak yang mengklaim memiliki data kemenangan paslon 01 untuk berdebat secara terbuka
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tokoh nasional, Rizal Ramli menantang Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan pihak yang mengklaim memiliki data kemenangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 untuk berdebat secara terbuka.
Tantangan debat itu semata-mata untuk menjalankan prinsip demokrasi, yakni bebas, adil, dan jujur.
"Saya akan membawa ahli IT dan ahli statistik untuk menantang debat secara terbuka dengan KPU dan pihak yang mengaku memiliki data kemenangan paslon nomor urut 01 untuk berdebat secara terbuka, dan disiarkan media televisi," kata Rizal Ramli dalam siaran persnya, Rabu (15/5/2019).
Baca: KPK Geledah Kantor dan Rumah Dinas Bupati Bengkalis Terkait Dugaan Korupsi Proyek Jalan
Menurut ekonom senior itu, tantangan debat publik terkait dengan penghitungan suara Pilpres 2019 adalah bagian dari pembelajaran demokrasi serta menyelamatkan kedaulatan rakyat.
"Kalau merasa punya komitmen menjaga demokrasi dan ingin menegakkan kedaulatan rakyat, harusnya mereka mau menerima tantangan saya," tuturnya.
Selain itu, sambung Rizal Ramli, melalui debat terbuka yang disiarkan media televisi niscaya dapat menguak pihak yang sesungguhnya telah melakukan kebohongan.
Baca: Prabowo-Sandi Tidak Akan Tempuh Jalur MK, Dahnil Anzar: Kami Kehilangan Kepercayaan Terhadap Hukum
"Data situng KPU kan selalu dijadikan argumentasi oleh kubu 01 bahwa pihaknya sudah menang. Bahkan, mereka bluffing berdasarkan hitungan mereka, menangnya tebal. Tapi, data situng KPU aja banyak yang salah. Misalnya, input data tidak match dengan formulir C1. Ini lah yang membuat rakyat resah. Jadi, ayo kita buka-bukaan data, supaya rakyat tak bingung," kata Anggota Tim Panel Ekonomi PBB itu.
Pernyataan Prabowo
Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi menggelar pemaparan kecurangan Pemilu 2019 di Hotel Grand Sahid Jaya, Selasa (14/5/2019).
Pemaparan tersebut dihadiri Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno serta sejumlah elit BPN.
Dalam pidatonya Prabowo Subianto menegaskan menolak hasil penghitungan suara Pemilu.
"Sikap saya yang jelas, saya akan menolak hasil penghitungan yang curang, kami tidak bisa menerima ketidakadilan, ketidakbenaran, dan ketidakjujuran," kata Prabowo Subianto di depan ratusan pendukungnya.
Baca: Presiden Jokowi : Saatnya Sudah Tiba Bangkitkan Ekonomi Syariah di RI
Prabowo Subianto mengatakan bahwa masa depan bangsa berada dipundak KPU.
Masa depan bangsa bergantung apakah KPU akan membiarkan terjadinya kecurangan Pemilu atau menghentikannya.
Baca: Kesal karena Berisik di Pos Ronda, Seorang Warga Tegal Tembak 2 Anak SMP Gunakan Senapan Angin PCP
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.