Demo di Bawaslu : Di Sisi Utara Memanas, Sisi Selatan Tak Terpancing dan Tetap Tunaikan Salat
Massa di sebelah selatan itu pun secara teratur segera membentuk saf salat, seakan tak terganggu massa lainnya yang mengamuk
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kericuhan kembali pecah saat aksi unjuk rasa di depan Kantor Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019) memasuki pukul 18.30 WIB.
Suara petasan dan kepulan gas air mata terlihat dari depan Gedung Topas yang ada di selatan Bawaslu.
Baca: Saat Kapolres Jakpus Teriak Minta Bantuan Ustaz Redakan Amukan Massa di Bawaslu
Sementara itu, massa di sisi selatan Gedung Bawaslu tidak terpancing ikut rusuh dan justru memutuskan melaksanakan salat Isya berjamaah di tengah Jalan MH Thamrin, tepatnya di depan Mall Sarinah.
Massa di sebelah selatan itu pun secara teratur segera membentuk saf salat.
Sementara pihak kepolisian yang berjaga di depan pendemo itu pun melakukan hal kooperatif dengan menurunkan tamengnya dan duduk sembari beristirahat.
Mendengar kericuhan yang masih terjadi di sisi utara, suara imam salat Isya terdengar bergetar saat mulai membacakan ayat-ayat suci Al-Quran.
Salat Isya berjamaah pun berlangsung lancar dan para jamaah memutuskan untuk melanjutkannya dengan salat Tarawih.
Baca: Tembakan Gas Air Mata Polisi Berusaha Bubarkan Massa di Flyover Slipi Arah Tanah Abang
“Bagaimana lanjut salat Tarawih? Dua rakaat - dua rakaat ya,” jelas imam salat.
Hingga berita ini diturunkan suasana di sisi utara masih ramai dengan pekikan protes dari peserta unjuk rasa.
Kapolres Jakarta Pusat : Tolong Pak Ustaz
Massa demonstran di depan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) kembali ricuh pasca-orator demo meminta massa bubar, Rabu (22/5) petang.
Pantauan Tribunnews.com, massa kembali melempari polisi yang tengah berjaga dengan botol, batu, kayu, hingga benda-benda di sekitarnya.
Baca: 20 Terduga Provokator Kerusuhan Digelandang ke Polda Metro Jaya
Semakin ricuhnya kondisi di lapangan, membuat Kapolres Jakarta Pusat (Jakpus) Kombes Pol Harry Kurniawan bertindak.
Jam menunjuk pukul 18.40 WIB ketika ia berteriak melalui pengeras suara agar semua jajarannya tidak terpancing oleh provokasi massa.
"Hati-hati, jangan mau terpancing saudara-saudara," teriak Harry di Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019).
Namun agaknya massa terus berbuat anarkis dengan menyulut kembang api hingga melakukan pembakaran di ruas jalan.
Terlihat sejumlah kobaran api menyala di ruas-ruas jalan MH Thamrin. Harry pun meminta bantuan ustaz untuk meredakan aksi massa tersebut.
"Pak ustaz, kantor dibakar... Jangan... jangan... jangan lakukan itu," kata dia.
Baca: Sejumlah Orang di Balik Kerumunan Massa Lempari Batu Meski Telah Diingatkan Polisi
Harry berteriak kembali meminta Ustaz sebagai tokoh masyarakat menggiring para demonstran ke kawasan lain.
"Pak Ustaz bantu kami ke arah Tanah Abang, kita sudah bantu dari kemarin. TNI, Polisi, media ini milik rakyat," teriaknya.
Lemparan Batu Sekelompok Orang ke Arah Polisi
Massa aksi 22 Mei terlibat bersitegang dengan petugas kepolisian di depan Kantor Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019)
Pantauan Tribunnews, massa aksi massa terlihat bersitenggang dengan pihak kepolisian sekitar pukul 18.30 WIB.
Baca: Mahfud MD Sebut Aksi Massa 22 Mei Perusuh, Hukumnya Wajib Ditindak Tegas
Mulanya, massa aksi 22 Mei terlihat melempari petugas kepolisian dengan botol minum air mineral dan batu
Petugas kepolisian lalu menghimbau massa aksi tidak terpancing oleh provokasi.
Namun, hal itu dihiraukan oleh aksi massa yang mulai terpancing.
Petugas kepolisian terpaksa melepaskan tembakan gas air mata sebanyak 3 kali.
Hal itu memicu aksi massa semakin melempari kepolisian.
Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Harry Kurniawan mengingatkan anggotanya untuk tidak menembakan gas air mata.
Selain itu, Harry meminta massa aksi 22 Mei terpancing oleh provokasi.
"Hati hati pihak-pihak yang menjadi provokator, jangan mau terpancing saudara-saudaraku," seru Harry melalui mobil pengeras kepolisian.
Ia juga miminta massa aksi tak terpancing dan melemparkan batu serta menyalakan petasan ke arah petugas.
"Tolong bantu kami, aksi ini aksi damai," ucap Harry.
Namun, hal itu tak dindahkan oleh massa aksi. Massa justru membakar benda yang berada disekitar jalan MH Thamrin.
Baca: Kobaran Api Muncul, Polisi Tembakkan Gas Air Mata ke Arah Massa
Sementara, salah satu juru kamera tv terlihat luka pada bagian kepala akibat lemparan batu massa aksi.
Hingga pukul 18.50 WIB, massa aksi masih bertahan dan menyerukan agar tak terprovokasi.
Muncul Kobaran Api
Kericuhan kembali memanas di sekitaran Gedung Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019).
Polisi terpaksa melepaskan gas air mata yang membumbung ke udara.
Baca: Suasana Memanas di Sekitar Bawaslu, Seorang Fotografer Terluka Kena Lemparan Batu
Pantauan Tribunnews.com pada Rabu (22/5) malam sekira pukul 18.30 WIB, situasi yang tadinya cukup tenang tiba-tiba pecah.
Polisi menembakkan gas air mata ke udara untuk menghalau sekelompok massa yang rusuh.
Padahal, orator di atas mobil komando sudah memberi aba-aba untuk kembali pulang ke rumah masing-masing.
Tiba-tiba ada sekelompok massa yang memulai melemparkan benda ke arah aparat kepolisian.
Tak ayal kerusuhan pun pecah.
Baca: Situasi Terkini Aksi 22 Mei, Kembali Terjadi Lempar Batu hingga Amien Rais Minta Tak Ada Kekerasan
Kobaran api terlihat dimana-mana, tepat di depan Kantor Menko Maritim dan Kementerian Agama, terlihat api menyala di tengah jalur busway.
Sementara kobaran api lainnya nampak di Jalan KH Wahid Hasyim.
Seorang Fotografer Jadi Korban
Seorang pewarta foto menjadi korban lemparan batu massa di depan kantor Bawaslu RI, MH Thamrin, Jakarta, Rabu malam (22/5/2019).
Kericuhan massa terjadi pasca-massa berbuka puasa dan menunaikan ibadah salat Magrib.
Baca: Jokowi : Saya Hargai Pak Prabowo-Sandi
"Medis mana, medis mana," ucap pria berbaju hitam sambil memegangi kepalanya yang berlumuran darah, di kantor Bawaslu.
Belum diketahui identitas pewarta foto tersebut dan dibawa menuju mobil Ambulance yang bersiaga di belakang kantor.
Semula, massa melempari semua jenis benda ke arah Brigade Polisi.
Baca: Setangkai Bunga Seorang Demonstran kepada Aparat Kepolisian di Bawaslu
Tanpa berpikir panjang aparat kepolisian pun mulai mendekati massa dan menyalakan mobil komando untuk segera menenangkan massa.
Dari pantauan Tribun, sejumlah awak media berlarian sesaat kericuhan mulai terjadi.