Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Respons Megawati soal Kabar Demokrat dan PAN Merapat ke Pemerintahan Jokowi

Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN) dikabarkan merapat ke pemerintahan Jokowi, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pun angkat bicara.

Editor: Fitriana Andriyani
zoom-in Respons Megawati soal Kabar Demokrat dan PAN Merapat ke Pemerintahan Jokowi
TRIBUN/HO
Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN) dikabarkan merapat ke pemerintahan Jokowi, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pun angkat bicara. 

TRIBUNNEWS.COM - Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN) dikabarkan merapat ke pemerintahan Jokowi, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pun angkat bicara.

Megawati mengaku akan membahas persoalan tersebut dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan partai koalisi mereka lebih dulu.

"Jadi nantinya kami akan menghadap ke presiden sebagai partai, dan juga tentunya dengan TKN. Jadi bagaimana, karena itu kan ada hubungannya dengan partai-partai yang lain," kata Megawati di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (21/5/2019).

Lebih lanjut, Megawati mengatakan bahwa sampai saat ini, belum ada pembicaraan mengenai masuknya Demokrat dan PAN di partai Koalisi Indonesia Kerja.

Hal tersebut kerena pihaknya masih fokus memantau perolehan suara Pemilu 2019.

Sembari bercanda, Megawati menyebut apabila Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Eriko Sotarduga sampai tak bisa tidur, karena memantau suara.

"Masing-masing kan semuanya sampai enggak bisa tidur sedang terus melihat penghitungan dan alhamdulillah kalau tadi sudah resmi diumumkan," ungkap Megawati.
Tanggapan Partai Koalisi
Di sisi lain, anggota Partai Koalisi Indonesia Kerja, PKB turut angkat bicara mengenai kabar merapatnya Demokrat dan PAN ke kubunya.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, Selasa (21/5/2019), saat ditemui awak media setelah bertemu dengan Jokowi di Istana Merdeka.

Menurut Cak Imin, saat ini koalisi kubunya sudah cukup.

Berita Rekomendasi

"Cukup-cukup, koalisi cukup jumlahnya dan supaya lebih solid, saya kira cukup," kata Cak Imin.

Cak Imin mengatakan, koalisi yang ada sudah produktif, dalam mengawal program Jokowi di pemerintahan nanti.

Meski demikian, jika memang Demokrat dan PAN akan merapat, ia mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan.

"Kalau partai lain masuk harus dipertimbangkan, tapi dari segi mengawal pemerintahan yang stabil dan pemerintahan yang kuat, produktif saya kira cukup. Tapi kalau ada tambahan lagi enggak apa-apa, lihat motifnya dulu," ujar Cak Imin.

Mundur Dukung Prabowo

Diketahui, kabar Demokrat meninggalkan Prabowo terjadi setelah beberapa kader Demokrat menyatakan mundur, setelah ada buzzer yang menghina mantan ibu negara, Ani Yudhoyono.

Di antaranya adalah Kadiv Advokasi Demokrat Ferdinand Hutahaean, hingga Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon.

Dikutip dari Kompas.com, Ferdinand menjelaskan bahwa dirinya tidak terima karena Ani Yudhoyono mendapatkan hinaan dari para pendukung Prabowo-Sandi melalui media sosial.

Menurut Ferdinand, buzzer menyebut bahwa Ani tidak benar-benar sedang sakit.

Ferdinand bahkan memaparkan bahwa dirinya akan mengusulkan kepada partai untuk keluar dari koalisi 02 itu.

"Ya itu sikap saya resmi dan saya akan minta partai besok juga untuk keluar dan mundur. Tapi apakah akan disetujui, saya tidak tahu. Tapi saya serius akan melawan penghinaan besar kepada Ibu Ani secara politik, tidak bisa dibiarkan," ujar dia.

Fedinand mengungkapkan, Partai Demokrat selama ini kerap kali diserang terkait sikap politiknya.
Ferdinand mengaku, dirinya sebenarnya tidak pernah mempermasalahkan serangan-serangan seperti itu.
Namun, tegas Ferdinand, ketika yang diserang adalah Ani Yudhoyono, di mana saat ini sedang dalam keadaan sakit, maka hal tersebut tak bisa lagi ditoleransi.
"Kalau sudah masuk ke ranah kemanusiaan, tidak bisa ditolerir," tegas dia.
Menanggapi langkah Ferdinand yang mundur mendukung 02, Cawapres Sandiaga Uno mengucapkan terima kasih.
"Jika beliau menyatakan mundur kami apresiasi sekali. Kami hormati keputusan tersebut," kata Sandi usai meninjau pelatihan kewirausahaan & pameran produk OK OCE Melawai, di Mal Pelayanan Publik DKI Jakarta, Senin (20/5/2019), dikutip dari Kompas.com.
"Saya belum kontak langsung karena nomornya sempat dihack. Saya doakan dan ucapan terima kasih Pak Ferdinand banyak memberikan masukan kepada saya dan Pak Prabowo selama 8 bulan ini. Saya ucapkan terima kasih," imbuhnya.
Zulkifli Hasan Bertemu Jokowi
PAN sempat disebut merapat ke Jokowi, setelah sang Ketua Umum Zulkifli Hasan bertemu dengan petahana di Istana Negara, Jakarta, Rabu (24/4/2019).
Seusai pertemuan, kepada wartawan, Zulkifli mengaku mengeluhkan durasi Pemilu 2019 yang terlalu lama kepada Presiden Jokowi.
Dalam perbincangan di meja makan istana itu, ikut hadir juga Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto.
"Ya kalau silaturahim kan pasti banyak yang kita bicarakan, soal pemilu terlalu lama sampai 8 bulan, habis energi," kata Zulkifli, dikutip dari Wartakotalive.
Namun Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Abdul Kadir Karding mengatakan menerima informasi bahwa Zulkifli meminta kepada Jokowi untuk PAN dapat mengisi posisi di pimpinan DPR atau MPR.
"PAN memang membuka komunikasi ke Pak Jokowi lewat Pak Zul dan yang saya tahu, dari informasi yang saya peroleh di Istana itu ada permintaan pada Pak Jokowi agar PAN mendapatkan bagian pimpinan DPR atau MPR," ujar Karding saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (30/4/2019).
Menurutnya, hal yang dilakukan Zulkifli kepada Jokowi merupakan hal yang penting yakni membangun komunikasi.
"Dan yang paling penting bahwa membangun komunikasi itu penting saat dinamika politik agak hangat seperti sekarang ini," tutur Karding.
Selain dengan Zulkifli, Jokowi juga melakukan pertemuan dengan Ketua Kogasma Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Istana pada Kamis (2/5/2019) lalu.
Dikutip dari Kompas.com, AHY mengaku bertemu Jokowi untuk  sekedar bersilaturahmi.
Rencananya, Jokowi, AHY, dan Zulkifli akan kembali melakukan pertemuan pada Selasa (29/5/2019), namun harus ditunda karena KPU mengumumkan hasil Pemilu 2019 lebih awal.
(TribunWow.com/Lailatun Niqmah/Ananda Oktavia)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Partai Demokrat dan PAN Disebut Merapat ke Pemerintahan Jokowi, Begini Kata Megawati.

Sumber: TribunWow.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas