Hoaks dan Fakta Kerusuhan 22 Mei, Kehadiran Suku Baduy hingga Ambulans Gerindra Bawa Batu
Aksi 22 Mei dalam rangka menolak hasil Pemilu 2019 berujung kerusuhan. Berikut tiga hoaks dan tiga fakta yang beredar pada aksi demo 22 Mei 2019.
Editor: Fitriana Andriyani
Selain itu, muncul kabar di sejumlah media sosial yang menginformasikan adanya polisi China yang turut mengamankan aksi demonstrasi pada Rabu (22/5/2019).
Pada kabar itu, dibubuhkan sebuah foto yang menampilkan anggota Brimob dengan penutup mulut dan terlihat mata anggota Brimob sipit dan diduga sebagai polisi China.
"Brimobnya keren cuyy... Lokal apa import nih... Coba perhatikan mata, warna kulit, dan rambutnya... Percayakah Anda bahwa mereka Brimob lokal?," tulis keterangan yang ada.
Menanggapi hal itu, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal menegaskan bahwa tidak ada petugas Brimob dari negara lain yang turut menjaga keamanan aksi demonstran kemarin.
"Tidak ada, kami bantah. Murni bahwa (petugas kepolisian) itu adalah personel Brimob, warga negara Indonesia," ujar Iqbal saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (22/5/2019).
Menurut Iqbal, foto-foto dan narasi bohong itu sengaja disebarkan untuk mendiskreditkan Polri.
Baca: Teka Teki Wanita Misterius di Aksi 22 Mei Akhirnya Terjawab
3. Suku Baduy ikut aksi di Jakarta
Ada juga video yang menampilkan sejumlah massa yang disebut sebagai suku Baduy tengah berbondong-bondong ikut serta dalam aksi demonstrasi yang terjadi pada Selasa (22/5/2019).
Diketahui, video tersebut awalnya diunggah oleh akun YouTube Sumatera News pada Senin (20/5/2019) dan dinarasikan seolah-olah adegan dalam video terjadi pada aksi 22 Mei 2019.
"Kini saat yang tepat tuntut keadilan bagi rakyat Indonesia, selama ini suku Baduy hanya berdiam diri dengan kondisi negara yang dianggap makin amburadul, kini ketika adanya kecurigaan atas kecurangan pemilu, suku Baduy turun gunung keluar hutan menuntut keadilan....," tulis pengunggah dalam keterangan video.
Menanggapi hal itu, Kepala Bagian Ops Polres Lebak, Banten, Kompol Adrian Tuuk mengatakan bahwa kabar suku Baduy dalam aksi demo 22 Mei merupakan kabar tidak benar.
"Itu berita hoaks, tidak benar warga Baduy berangkat ke Jakarta," ujar Kompol Adrian Tuuk kepada Kompas.com di Stasiun Rangkasbitung, Rabu (22/5/2019).
Faktanya, Adrian menyampaikan bahwa aksi dalam video adalah acara budaya Seba Baduy yang dihadiri sekitar 1.000 warga Baduy pada 4 Mei 2019 lalu di Kabupaten Lebak, Banten.
Selain itu, klarifikasi mengenai dugaan aksi yang dilakukan suku Baduy juga diklarifikasi oleh Kepala Desa Kanekes, Jaro Saija.