Keponakan Mahfud MD, Hairul Anas jadi Saksi Tim Prabowo-Sandiaga di Sidang Sengketa Pilpres 2019
Keponakan Mahfud MD, Hairul Anas ikut jadi saksi tim Prabowo-Sandiaga dalam sidang sengketa hasil Pilpres 2019.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Tiara Shelavie
Keponakan Mahfud MD, Hairul Anas ikut jadi saksi tim Prabowo-Sandiaga dalam sidang sengketa hasil Pilpres 2019.
TRIBUNNEWS.COM - Keponakan Mahfud MD, Hairul Anas menjadi satu di antara saksi yang diajukan tim Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam sidang sengketa Pilpres 2019.
Saat ini, masih berlangsung sidang sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK), Rabu (19/6/2019).
Dalam sidang ketiga ini, MK menggelar sidang pembuktian dengan mendengar kesaksian dan melihat bukti-bukti yang dihadirkan pihak termohon, dalam hal ini tim paslon nomor 02.
Berbeda dari persidangan biasanya, saksi-saksi yang dihadirkan akan diminta keterangannya satu per satu, tidak bersamaan.
Berikut daftar nama saksi yang dihadirkan tim Prabowo-Sandiaga:
1. Agus Maksum
2. Idham
3. Hermansyah
4. Listiyani
5. Nur Latifah
6. Rahmatsyah
7. Fahrida Aryanti
8. Tri Susanti
9. Dimas Yena
10. Beti Kristiana
11. Tri Hartanto
12. Risda Mardiyana
13. Haris Azhar
14. Said Didu
15. Hairul Anas
Saksi Ahli
1. Jasrul Koto
2. Sugianto Sulistiyono
Dari sejumlah saksi yang dihadirkan tim Prabowo-Sandiaga, ada nama Hairul Anas Suaidi.
Nama Hairul Anas Suaidi sempat menjadi sorotan setelah tampil dalam acara Mengungkap Fakta-Fakta Kecurangan Pilpres 2019 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2019).
Di depan Prabowo-Sandiaga, Anas mempresentasikan soal 'robot' pemantau Situng KPU.
Dalam presentasinya, Anas menjelaskan soal screen monitoring yang ia sebut sebagai robot ciptaannya.
Robot ciptaannya mampu memotret laman Situng KPU dari menit ke menit, dari data tingkat nasional hingga TP.
"Ini adalah layar-layar KPU yang saya potret dari menit ke menit, mulai dari halaman nasional, sampai halaman TPS.
"Dari Aceh sampai, ini, kebetulan urutannya pakai abjad. Itu bisa dilihat, Aceh, Bali, ada semua."
"Itu dari menit ke menit, minta menit ke berapa pun, akan kami kasih gambarnya."
Anas juga menyebut, robot itu disebut robot ikhlas.
"Jadi jangan khawatir, kalau bapak ibu sekalian menemukan kecurangan, di Situng maupun di kenyataan."
"Inilah yang disebut robot tidak ikhlas. Kalau yang tadi, yang pertama robot ikhlas, kalau ini robot tidak ikhlas."
"Saya tidak ikhlas kalau Pak Prabowo dan Sandi, dicuri suaranya. Saya tidak ikhlas!!!" ujar Anas di atas podium.
Lantas, siapakah sosok Hairul Anas sebenarnya yang kabarnya merupakan keponakan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD?
Berikut sosoknya sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari Tribun Madura:
1. Alumni ITB
Hairul Anas Suaidi lahir di Pamekasan Madura, 20 Juli 1976.
Setelah lulus dari SMAN 1 Pamekasan, Anas langsung meneruskan kuliah di Institut Teknologi Bandung dan lulus dari Fakultas Elektro.
Dalam profil LinkedIn-nya, Anas menulis dirinya Chairman dan CEO dari Edumatic International (Gemadata Groups) sejak Februari 2009 hingga sekarang.
Ia juga pernah menjadi senior consultant di Qasya Technologies Sdn Bhd, Brunei Darussalam sejak Agustus 2006 hingga Agustus 2008.
2. Dikenal cerdas dan murah senyum
Saat bersekolah di SMAN 1 Pamekasan, Anas dikenal sebagai anak yang cerdas dan murah senyum.
Hal tersebut dikatakan satu di antara gurunya, yaitu Sutrisno (57) yang membenarkan Anas pernah menempuh pendidikan di sekolahnya.
"Saya mengajar Anas di bidang guru kimia. Anas itu orangnya luar biasa. Pintar, memang IQ-nya cukup tinggi," sambung dia.
Tak hanya anak yang cerdas, Anas juga dikenal oleh gurunya sebagai orang yang santun.
"Dengan teman-temannya baik dalam berkawan. Murah senyum sehingga kalau bergaul dengan Anas enaklah mereka itu," ujar Sutrisno.
Selain itu, Anas juga merupakan juara kelas 10 besar secara paralel.
3. Mahfud MD akui keponakannya cerdas
Berdasar informasi yang dihimpun TribunMadura.com, Anas merupakan keponakan dari Mahfud MD yang berasal dari Sampang, Madura.
Pakar hukum dan tata negara itu, membenarkan kabar Anas adalah keponakannya.
"Dia keponakan kandung saya, anak bungsu dari saudara tertua saya," kata Mahfud MD.
Mahfud bercerita, Anas memiliki dua kakak yakni Nurul Fajar dan Yusuf Effendi.
Kata Mahfud, ketiga keponakannya itu memang cerdas-cerdas.
Selepas dari SMAN Pamekasan, ketiga bersaudara itu, sesuai dengan tahun kelulusannya masing-masing, langsung mendaftar ke PTN favorit, tidak memilih yang lain, dan langsung diterima.
Anas masuk ke Teknik Elektro ITB.
Setelah lulus, ia bekerja di bidang IT dan pernah bekerja di Brunei dalam bidang tersebut.
Mahfud MD menambahkan, seperti dirinya, Anas sejak kecil sudah belajar mengaji di surau dan mendalami Islam di madrasah.
Menurut Mahfud MD, Anas adalah sosok yang energik dan penuh semangat.
"Saya sudah berpesan kepada dia agar temuannya itu cukup dipresentasikan di Bawaslu dan di BPN sebagai produk ilmu dalam kasus ketatanegaraan seperti pemilu," kata Anas.
"Tapi kalau nanti sudah ada keputusan yang final tentang hasil Pemilu, maka tak boleh lagi menuding ada kecurangan."
"Sebab, hal itu bisa saja dianggap sebagai tindak pidana penyebaran kebohongan dan lain-lain," kata Mahfud.
4. Caleg PBB
Pada Pemilu 2019, Anas rupanya mencoba peruntungannya sebagai calon anggota legislatif.
Anas tercatat sebagai Caleg DPR RI Dapil XI dari Partai Bulan Bintang untuk Madura, Jawa Timur.
Ia menjadi Caleg DPR RI Dapil XI dari PBB nomor urut 4.
Di akun Facebook-nya, Anas memperlihatkan keaktifannya di partai yang diketuai Yusril Ihza Mahendra itu.
Anas mengaku mendapatkan dukungan dari DPP PBB untuk mengungkap kejanggalan Situng KPU.
"Terimakasih kepada DPP Partai Bulan Bintang yang telah mendukung saya utk terus mengungkap kejanggalan Situng KPU," tulisnya di akun Facebook-nya pada Rabu (15/5/2019).
"Juga terima kasih telah membebaskan kami sebagai pribadi untuk mendukung Paslon 02,” sambung dia, dikutip Tribunnews.com dari Tribun Madura.
Diketahui, PBB merupakan satu partai pendukug Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019.
Sayangnya, Anas gagal lolos ke Senayan karena PBB gagal memenuhi parliamentary threshold atau ambang batas parlemen.
Selain itu, Anas mendapatkan suara sebanyak 320 di 13 kecamatan di Pamekasan.
Soal pilihan politik, setahu Mahfud MD, orientasi politik Anas lebih cenderung ke PKS.
Bahkan Anas pernah menyarankan Mahfud agar bergabung ke PKS.
"Biasalah, seperti keluarga Tebuireng, afiliasi politik bisa berbeda-beda," kata Mahfud MD.
Namun, Mahfud MD tak tahu alasan mengapa pada Pemilu 2019 Anas menjadi caleg dari PBB.
Meskipun pilihan politik berbeda, tapi Anas dan kedua kakaknya selalu tawadhu' dan santun.
"Sebagai warga NU saya sering ziarah ke kuburan leluhur. Meski Anas agak PKS, tapi kalau saya ziarah ke kuburan dia ikut menemani."
"Ya, seperti foto kami di kuburan ayah saya yang fotonya beredar di medsos itu," kata Mahfud sambil tertawa.
5. Akun WA-nya diretas
Lewat akun Facebook-nya, Anas mengabarkan akun WhatsApp-nya, diretas oknum tak bertanggung jawab.
Ia meminta untuk mengeluarkan nomor WhatsApp pribadinya itu dari seluruh grup.
"WhatsApp saya dihack. Tolong keluarkan nomor saya dari semua grup," tulis Hairul Anas lewat akun Facebooknya seperti dikutip TribunMadura.com, Kamis (16/5/2019).
Lebih lanjut, Hairul Anas mengatakan, awalnya tak pernah yakin ada pihak yang mampu meretas akun sosial media berkelas seperti WhatsApp.
Namun, keraguan itu justru kini dialaminya sendiri.
"Dulu-dulu saya kurang yakin ada yang bisa sadap dan bobol nomor/akun di aplikasi-aplikasi berkelas. Sekarang saya ngalamin sendir," tulisnya.
Sebelum WA Anas di-hack, ia sempat menjawab pertanyaan reporter TribunMadura.com yang menanyakan, "Selama pembuatan itu apakah mas buat sendiri belajar secara otodidak atau ada yang bantu (tim)?"
Lantas Hairul Anas menjawab, 'Riset perusahaan saya sendiri.'
Anehnya selang beberapa menit tiba-tiba, WhatsApp Hairul Anas mengirim gambar dan tulisan yang kurang mengenakkan.
Kabarnya saat itu akun WhatsaApp-nya sudah dihack oleh oknum tak bertanggung jawab.
Berikut video tayangan sidang sengketa Pilpres 2019 di MK yang saat ini masih berlangsung
(Tribunnews.com/Sri Juliati/Richard Susilo/Kuswanto Ferdian)