Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perlu Oposisi yang Kuat, Pengamat: Koalisi Prabowo-Sandiaga Jangan Bergabung Ke Pemerintah

Setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak gugatan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, muncul isu akan berakhirnya koalisi Adil Dan Makmur.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Perlu Oposisi yang Kuat, Pengamat: Koalisi Prabowo-Sandiaga Jangan Bergabung Ke Pemerintah
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto (ketiga kiri) dan Sandiaga Uno (ketiga kanan) bersama pimpinan koalisi mengangkat tangan usai memberikan keterangan pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak gugatan terkait perolehan suara Pilpres 2019 di kediaman Prabowo Subianto di Jakarta, Kamis (27/6/2019) malam. Dalam keterangannya, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menerima hasil keputusan Mahkamah Konstitusi terkait gugatan Pilpres 2019. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak gugatan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, muncul isu akan berakhirnya koalisi Adil Dan Makmur.

Bila benar koalisi itu bubar, apa jadinya bila pemerintahan Presiden Jokowi berjalan tanpa oposisi?

Pengamat politik, Leo Agustino menilai penting keberadaan oposisi untuk melakukan pengawasan dan penyeimbang yang produktif dan konstruktif, sebagaimana fungsi cheks and balances dalam sistem presidensial.

Karena itu dia berharap koalisi partai politik oposisi (pendukung Prabowo-Sandiaga) tidak bergabung dengan koalisi pemerintah.

"Ini karena dalam sistem politik demokrasi memerlukan penyeimbang agar roda pemerintahan tidak didominasi oleh keinginan pemerintah," ujar Leo Agsutino kepada Tribunnews.com, Jumat (28/6/2019).

Baca: Pemerintah Sepakati MoU Electronic Origin Data Exchange dengan Administrasi Kepabeanan China

Baca: Indonesia dan China Sepakat Saling Tukar-Menukar Data e-SKA di Perdagangan Bilateral

Baca: Pria Ini Curi Pompong Usai Minum Minuman Keras

Sebagai penyeimbang, imbuh dia, kebijakan pemerintah harus sehaluan dan sejalan dengan keinginan rakyat.

Berita Rekomendasi

Jika representasi rakyat melalui partai oposisi tidak ada, maka kebutuhan dan keinginan rakyat tidak terealisasi.

Dalam wajah lain, dia juga lebih setuju koalisi partai oposisi melakukan rekonsiliasi politik dengan koalisi partai pemerintah agar polarisasi dan segregarsi politik menjadi lebih cair.

"Oleh karena itu, kita masih butuh oposisi," tegasnya.

Maknanya, koalisi partai oposisi harus menjadi penyeimbang loyal, yakni mengkritik pemerintah manakala pemerintah tidak menghasilkan kebijakan-kebijakan yang tidak pro-rakyat.

Pun mendukung kebijakan-kebijakan pemerintah manakala regulasinya pro-rakyat.

"Demokrasi yang sudah kita bangun lebih kurang 20 tahun lalu harus terus dipelihara secara substantif. Salah satunya adalah menjaga oposisi sebagai penyeimbang dalam sistem politik Indonesia," tegasnya.

Sinyal 5 partai

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas