TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Pelatih Tim Selancar Angin DKI Jakarta, Ujang Supriatna mengatakan atlet Selancar Anginnya masih memiliki peluang meraih medali Emas di Cabor Layar PON XX Papua yang akan berlangsung dari tanggal 3 hingga tanggal 12 Oktober 2021 di Pantai Hamadi TNI AL.
Menurut Ujang, semua peselancar DKI Jakarta sudah mempersiapkan diri dengan matang sebelum terjun di PON XX Papua ini.
"Berbagai persiapan sudah kami lakukan, di Selancar Angin target adalah meraih tiga medali Emas semoga tercapai," ungkap Ujang Supriatna saat ditemui disela-sela perlombaan di Pantai Hamadi Jayapura, Senin (4/10/2021).
Peluang meraih medali Emas bagi Tim Layar DKI Jakarta menurut Ujang Supriatna ada di kelas RS One.
"Sementara untuk kelas Bic Techno agak berat untuk meraih medali Emas, namun Tim Layar DKI Jakarta tetap memiliki peluang untuk meraih Emas karena masih harus menjalani enam race lagi," jelasnya.
Dijelaskan Ujang Supriatna, atlet yang akan tampil di kelas Selancar Angin (Wind Surfing) adalah Ridwan Ramadhan yang tampil di Kelas RS One Putra, Nabila Sefiani di Kelas RS One Putri, Dewa Badi Kurniawan turun di kelas Bic Techni Putra, Astari Rahayu Kenes di kelas Bic Techno Putri sedangkan Silvi akan main di kelas RSX Putri.
"Dari lima kelas yang kita ikuti, TIm Selancar Angin DKI Jakarta semoga bisa memenuhi targetnya, yakni tiga medali Emas," tandas Ujang Supriatna.
Menyinggung peralatan yang digunakan peselancar DKI Jakarta di PON XX Papua ini, Ujang menyayangkan keterlambatan kehadiran peralatan peselancarnya.
"Menjelang keberangkatan, kita belum menerima peralatan, dari papan, layar dan pendukung lainnya, sehingga ini akan menghambat kemampuan peselancarnya mengingat peralatan baru bisa memuluskan meraih target medali yang dibebankan Selancar Angin DKI Jakarta," jelas Ujang Supriatna.
Saat waktu keberangkatan ke Jayapura dilakukan, peralatan yang dibutuhkan baru tiba di Jakarta.
"Dengan terpaksa tidak kami bawa, dan yang kami bawa adalah peralatan yang ada saja dan sudah akrab dengan atlet Selancar Angin kami," ujar Ujang Supriatna.
Dibawa pun peralatan baru tersebut diakui Ujang atletnya tidak memiliki waktu untuk beradaptasi dengan peralatan baru.
"Jadi kami terpaksa menggunakan peralatan yang ada selama ini, dan peralatan yang ada yang kami gunakan ini kondisinya masih sekitar delapan puluh persenlah," kata Ujang Supriatna.