Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA – Atlet Tim Dayung Jawa Timur, Ardi Saidi mengaku dirinya sempat gugup saat tampil di final kelas LM2X bersama rekannya, Mahendra Yanto.
Ardi merasa gugup lantaran salah satu lawan mainnya yakni rekannya di Pelatnas.
Meski demikian, Ardi mengaku sangat senang dan bangga karena pada akhirnya dirinya bisa meraih medali emas di PON kali ini.
“Memang saya bangga sekali mendapat emas di PON karena kalau di sini yang jadi lawan, teman sparing saya di Pelatnas. Memang kuat sekali dia, makanya saya sempat agak grogi, agak takut. Saya merasa bangga sekali bisa ditutup dengan emas,” kata Ardi kepada Tribunnews, Rabu (7/10/2021).
Selain soal persaingan, peraih medali emas Asian Games 2018 itu mengaku sempat pecah konsentrasi karena ada sampah di lintasan perlombaan.
Namun, saat rasa percaya dirinya mulai meningkat saat memasuki 500 meter terakhir.
Seperti diketahui dalam nomor rowing ini para pedayung akan melalui lintasan perlombaan sepanjang 2000 meter.
“Saya tadi pas start sudah memimpin, cuma pas masuk 500 (meter) memang sempat kacau tapi saya pikir positif. Terus 1000 (meter) sudah enak pikirannya, kemudian pas 500 (meter) terakhir saya langsung push,” cerita Ardi.
Raihan medali emas ini jadi capaian yang membanggakan karena Ardi yang kini menginjak usia 25 tahun tak bisa tampil lagi pada PON 2024.
Pasalnya regulasi atlet dayung PON usia maksimal 28 tahun.
Setelah ini, Ardi akan kembali fokus untuk persiapan tampil di SEA Games dan Asian Games.
“Habis ini ya kembali fokus ke SEA Games dan Asian Games,” pungkasnya.