Tren Harga Properti Akan Berangsur Normal, Tapi Cenderung Naik di Tahun 2022
Pemerintah terus mendorong industri properti di tanah air dengan serangkaian kebijakan dan stimulus.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga properti tahun 2022 mendatang diprediksi akan kembali normal dan mengalami peningkatan pada setiap kuartal setelah sempat terpuruk dalam dua tahun terakhir karena pandemi Covid-19.
Hal tersebut merupakan hasil analisis dari Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) seperti yang diberitakan dalam rilis kepada Kompas.com, Rabu (29/12/2021).
Country Manager Rumah.com Marine Novita menjelaskan, tren harga properti bisa berangsur normal bahkan meningkat pada setiap kuartal 2022 bila memenuhi beberapa syarat.
“Harga properti bisa kembali normal bahkan meningkat dengan catatan bahwa Pemerintah mampu menjaga situasi ekonomi tetap kondusif," jelas Marine.
Selain itu, pemerintah juga harus melanjutkan kebijakan terkait properti dan ekonomi seperti restrukturisasi kredit, relaksasi LTV, dan terutama penurunan suku bunga.
Baca juga: Broker Properti Tetap Cuan di Masa Pandemi, Ini Penyebabnya
Seperti diketahui, pemerintah terus mendorong industri properti di tanah air dengan serangkaian kebijakan dan stimulus.
Saat ini Pemerintah masih mengkaji rencana perpanjangan insentif kebijakan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk sektor properti tahun 2022 mendatang.
Baca juga: Sektor Properti Telah Pulih, Pra Penjualan LPKR Diprediksi Naik 12 Persen pada 2022
Sebelumnya Pemerintah juga telah melakukan perpanjangan kebijakan uang muka alias down payment (DP) nol persen yang diteruskan sampai dengan Desember 2022.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 15-16 Desember 2021, tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50 persen.
Baca juga: Bisnis Sewa Apartemen Lebih Cuan Ketimbang Inves di Deposito
Marine menegaskan, di tengah pandemi Covid-19, sektor properti telah berhasil menunjukkan kinerjanya yang terbaik terutama dalam mendukung pertumbuhan perekonomian di Indonesia.
Pada saat banyak sektor usaha gulung tikar, sektor properti mampu bertahan dan tetap mencatatkan pertumbuhan positif.
Harga yang berangsur normal ini tentu menjadi kabar baik kepada para pengembang karena bisa mendapatkan tambahan modal untuk mengembangkan usahanya.
Sumber: Kompas.com