Riset: Rumah Tapak Harga di Bawah Rp 400 Jutaan Paling Banyak Dicari
Rumah tapak masih menjadi tipe properti yang paling diincar oleh para pencari properti, dengan persentase 84,1 persen.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rumah tapak masih menjadi tipe properti yang paling diincar oleh para pencari properti, dengan persentase 84,1 persen.
Berdasarkan statistik internal portal Rumah123.com dan 99.co, properti dengan harga di bawah 400 juta diminati oleh 39,1 persen konsumen per semester kedua 2021.
"Fenomena baru juga tercatat dengan naiknya minat terhadap properti premium di kisaran harga Rp 2 miliar sampai Rp 10 miliar ke atas," kata Deputy CEO 99 Group Indonesia Wasudewan saat Property Outlook 2022, bertajuk “Era Kebangkitan Sektor Properti Outlook Tanah Air, belum lama ini.
Dia mengatakan, sepanjang 2021, tren pasar properti Tanah Air menunjukkan perubahan pasar ke arah positif.
Data internal 99 Group mencatat pencarian properti di portal Rumah123.com dan 99.co sebanyak 270 juta dengan 46 persen di antaranya merupakan pengunjung baru.
Baca juga: Insentif Bebas PPN Genjot Permintaan Hunian Tapak, Purinusa Sukses Pasarkan 400 Unit Aryana
Porsi penambahan pencari properti baru ini menurutnya merupakan sinyal positif akan pemulihan pasar dengan meningkatnya permintaan dari konsumen.
Dari sisi demografi pencari properti tersebut, hampir 59,5 persennya adalah perempuan dan 40,5 persen laki-laki.
Baca juga: Gandeng KAI, Perumnas Kembangkan Konsep Rumah Tapak Terintegrasi dengan KRL
Tren pergeseran usia konsumen juga tampak dengan dominasi pencari properti yang berasal dari generasi Z sebanyak 19,4 persen dan milenial dengan persentase 48,7 persen.
"Fakta menarik ini menandai peningkatan kesadaran akan pentingnya kepemilikan properti oleh generasi muda yang terus bertumbuh," kata dia.
Baca juga: Diskon PPN Properti Tahun 2022 Maksimal 50 Persen
Adanya tren generasi muda yang semakin aktif mencari properti, membuat pihaknya menyesuaikan strategi pemasaran yang tepat dan efektif untuk kelompok usia ini.
Harapannya para pencari properti ini dapat menemukan hunian idamannya dengan mudah dan nyaman.
Ndari Surjaningsih, Deputi Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia mengatakan, permintaan properti residen yang mengalami peningkatan penjualan pada kuartal II/2021, khususnya untuk rumah tipe menengah (21-70 m²) dan besar (>70 m²).
“Bank Indonesia berharap dengan adanya kebijakan strategis seperti pelonggaran rasio LTV dan perpanjangan insentif PPN DTP tahun ini, sektor properti dapat bangkit dan turut berkontribusi mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional,” katanya.
Penerapan kebijakan dari pemerintah tentunya memerlukan kolaborasi dan dukungan dari para pelaku industri properti, salah satunya datang dari Real Estat Indonesia (REI).
REI berhasil mencatat realisasi rumah komersial yang pada 2021 terjual sebanyak 73.518 unit di berbagai daerah di Indonesia.
Angka tersebut meroket 223 persen dari periode sama pada tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 22.721 unit.
“Sentimen positif pasar properti sudah jelas terlihat dengan peningkatan penjualan rumah komersial yang naik hingga 223% pada 2021 dibanding 2020.
Tren ini tentu jadi bukti pemulihan industri properti yang didukung oleh kerja sama berbagai pihak, baik swasta maupun pemerintah,” kata Ketua Umum Real Estat Indonesia Totok Lusida.