Isu Pencemaran Lingkungan Jadi Fokus Pengembang Properti Ini Sejak 1991
Pengembang properti PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) konsisten dalam menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG)
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengembang properti PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) konsisten dalam menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
Penerapan ESG ini berupa pengelolaan air bersih serta pusat pengolahan air limbah dengan pemanfaatan ulang air bekas pakai yang memisahkan saluran air hujan dengan fungsi saluran pipa air limbah.
CEO LPKR John Riady mengatakan, isu penceraman lingkungan menjadi perhatian besar perusahaan.
Baca juga: Kawasan Bogor Paling Diminati Para Pencari Properti di Masa Pandemi
“Kami menerapkan prinsip ESG sejak awal perencanaan kawasan township. Target utama adalah untuk dapat menyediakan kualitas air yang lebih baik bagi warga penghuni,” kata John dalam keterangannya, Kamis (24/3/2022).
Ia menuturkan sejak awal dibangun pada tahun 1991, Lippo Karawaci sudah memberikan perhatian khusus kepada isu banjir, isu penyediaan air bersih dan pengelolaan lingkungan dalam penanganan air limbah sebagai potensi polutan terhadap sumber air.
LPKR menciptakan master plan kota Lippo Karawaci yang mencakup penanganan ketiga isu tersebut dengan membangun danau buatan, jaringan pipa dan instalasi pengelolaan air limbah serta mendirikan Water Treatment Plant (WTP).
“Di kota Lippo Karawaci kami membangun 8 danau buatan yang berfungsi sebagai water reservoir tempat menampung air saat intensitas air hujan tinggi seperti di musim hujan saat ini,” ungkapnya.
Baca juga: Akses Transpotasi Mudah, Properti Kawasan Barat Jakarta Diminati
LKPR juga membangun jaringan pipa air bawah tanah dan pengolahan air limbah dengan system aerobile treatment untuk mengurai bahan polutan menggunakan bakteri dan oksigen sehingga air dapat digunakan kembali misalnya untuk menyiram tanaman.
Saat ini LPKR memiliki aset properti di 40 kota di Indonesia dengan 1.362 hektar landbank yang siap untuk dikembangkan dan akan berkontribusi dalam pencapaian target kinerja pra penjualan sebesar Rp5,2 triliun di tahun 2022.