Harga Properti di Jabodetabek Kompak Naiknya, Merata di Semua Area
Harga properti di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi atau Jabodetabek menunjukkan tren kenaikan secara merata
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga properti di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi atau Jabodetabek menunjukkan tren kenaikan secara merata di semua area di kawasan ini.
Demikian pula halnya dengan permintaan masyarakat terhadap unit properti baru juga menunjukkan tren kenaikan di Jabodetabek .
Marine Novita, Country Manager Rumah.com di acara Indonesia Property Market Outlook & Real Estate Trend 2023 baru-baru ini menjelaskan, sama seperti tahun-tahun sebelumnya, tren positif di kawasan ini ditopang oleh perkembangan infrastruktur, baik transportasi umum maupun fasilitas umum.
Baca juga: Terdampak Ekonomi yang Lesu, Harga Properti Baru di China Alami Penurunan pada November
Kenaikan harga properti dan lonjakan permintaan properti tersebut ditopang oleh beberapa akses infrastruktur yang akan segera beroperasi menurut Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) adalah 16 ruas jalan tol baru di Jawa dan Sumatera pada 2022.
Ruas jalan tol tersebut adalah Serpong-Cinere Seksi 2 (3,6 Km), Cinere-Jagorawi Seksi 3 (5,5 Km), Bekasi-Kampung Melayu Seksi 1A, 2A, dan 2A-Ujung (6,6 Km), Serpong-Balaraja Seksi 1A (5,2 Km), Ciawi-Sukabumi Seksi 2 (11,9 Km), Cibitung-Cilincing Seksi 4 (7,52 Km), dan Cimanggis-Cibitung Seksi 2 (3,5 Km).
"Seiring dengan penyelesaian beberapa ruas jalan tol tersebut, sejumlah wilayah di Jabodetabek mengalami kenaikan yang pesat," ujarnya.
Wilayah Kabupaten Tangerang mengalami kenaikan hatrga properti cukup tinggi mencapai sebesar 28 persen secara tahunan pada kuartal ketiga 2022, sementara wilayah Depok dan Bogor mengalami kenaikan sebesar 10 persen secara tahunan pada kuartal yang sama.
Selain itu pembangunan sarana angkutan umum massal seperti proyek Light Rapid Transit (LRT) Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) juga hampir selesai.
Kedua sarana transportasi tersebut ditargetkan akan mulai beroperasi pada pertengahan 2023 yaitu Juli 2023 untuk LRT Jabodebek dan Juni 2023 untuk KCJB.
Baca juga: Pameran Properti Menjadi Solusi Bagi Calon Pembeli Rumah Pertama
Marine menuturkan, tersedianya berbagai akses dan sarana transportasi tersebut tentu meningkatkan minat pencari hunian untuk mencari lokasi yang sesuai dengan memanfaatkan akses-akses transportasi baru.
"Secara historis, mengingat Indonesia adalah pengekspor komoditas maka adanya kenaikan harga komoditas ikut mendorong perekonomian dan minat pembelian rumah," bebernya.
Berdasarkan tren tersebut, pihaknya menganalisis sejumlah wilayah yang diperkirakan akan menjadi sunrise property di tahun 2023 di antaranya adalah Kabupaten Tangerang dan Kota Depok.
Konsumen Perlu Antisipasi Resesi
Marine mengingatkan, konsumen properti perlu mengantisipasi terhadap resesi dan kenaikan suku bunga global dimana diprediksi akan berpengaruh terhadap harga dan biaya pembelian properti di tahun 2023.
Baca juga: Inggris Tangkap Taipan Properti China Zhang Li atas Penyuapan Demi Dapatkan Proyek di AS
Bank penyedia fasilitas pembiayaan juga sudah mulai menaikkan suku bunga untuk hunian, dan diprediksi masih akan melakukan penyesuaian terhadap suku bunga KPR serta KPA.
Pesatnya pembangunan infrastruktur, khususnya jalan dan transportasi umum, memunculkan lokasi-lokasi strategis baru yang akan semakin memperbanyak pilihan bagi konsumen.
Lokasi-lokasi baru akan dipasarkan dengan harga yang masih terjangkau dengan prospek kenaikan dalam waktu relatif dekat, menjadi kesempatan bagi pencari properti untuk dihuni maupun investasi.
Sementara penjual properti perlu menangkap peluang di tengah ancaman resesi dan kenaikan suku bunga global, pasar properti hunian tetap menunjukkan tren yang positif memasuki kuartal terakhir tahun 2022.
Kenaikan indeks harga jual yang mencapai 5 persen per tahun tak menyurutkan minat konsumen. Sementara itu, indeks permintaan terhadap properti hunian justru naik hingga 9 persen secara tahunan pada kuartal ketiga 2022.
Optimisme ini juga dapat dilihat dari sisi pencarian hunian oleh konsumen. Pencarian terhadap properti menengah atas dengan harga di atas Rp1 miliar mencapai 56 persen dari total pencarian di Rumah.com.
"Ini artinya, mayoritas konsumen cukup percaya diri merogoh kocek lebih dalam untuk mendapatkan hunian yang menawarkan kualitas lebih," jelasnya.
Tantangan di 2023
Marine mengungkapkan, tantangan maupun peluang bagi industri properti akan ada di tahun 2023. Permintaan properti perumahan secara umum masih akan kuat, namun menghadapi sedikit perlambatan seiring kenaikan harga bangunan dan suku bunga KPR.
Baca juga: Lebih Untung Mana, Inves Beli Gudang Atau Ruko? Begini Pendapat Pemasar Properti
Bagi para pengembang properti perlu mencari celah peluang dan inovasi dalam menghadapi ancaman resesi dan tekanan inflasi.
“Bagaimanapun, sejalan dengan kuatnya daya tahan ekonomi Indonesia untuk melanjutkan fase pemulihannya di tahun 2023, bisnis dan industri properti di tahun 2023 akan tetap prospektif," ujar Marine.
Dia menegaskan, bagi konsumen hal ini merupakan timing yang cukup tepat untuk membeli, sebelum kenaikan harga berlanjut lagi.
"Namun perlu diperhatikan bahwa outlook pasar properti hunian pada 2023 akan bergantung pada kebijakan Pemerintah dalam menjaga situasi ekonomi nasional,” Marine mengingatkan.
Indonesia Property Market Outlook & Real Estate Trend 2023 menghadirkan stakeholder industri properti terdiri dari asosiasi developer, pengembang, ekonom dan portal teknologi properti. Mereka mengungkap arah pandang pasar dan tren properti 2023.
Selain Marine Novita, para paneliis yang hadir di diskusi ini adalah Hari Ganie, Sekretaris Jendral DPP REI; ekonom dan pengamat INDEF Aviliani, Managing Director Ciputra Development Budiarsa Sastrawinata, serta Titi Anggraini, Pembina Perludem dan pengajar Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.