Dampak IKN ke Industri Properti Tergantung Jumlah Populasi yang Dipindah
Director, Strategic Consultancy Knight Frank Indonesia Sindiani Adinata menyatakan, terkait Ibu Kota Negara (IKN) Nusantar
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Director, Strategic Consultancy Knight Frank Indonesia Sindiani Adinata menyatakan, terkait Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, perpindahan dari Jakarta ke Kalimantan tidak ada dampak langsung ke sektor properti.
Sebab, jika dibandingkan dengan patokan yang ada di negara-negara lain, pemindahan ibu kota antar pulau hanya berdampak dari berapa jumlah populasi yang dipindahkan.
"Jadi, suatu perpindahan ibu kota yang sampai pindah ke pulau lain ini untuk dampak ke pasar properti industri dan retail, juga hunian itu sebenarnya tergantung dari seberapa banyak populasi yang akan dipindahkan ke ibu kota negara baru," ujarnya dalam konferensi pers, Kamis (9/5/2023).
Baca juga: Penuhi Kebutuhan Logistik, KIP Perluas Layanan Pandu Tunda Kapal di Wilayah IKN
Dalam hal ini, lanjutnya, pada tahap pertama dipindahkan adalah ASN, sehingga menjadi captive market atau satu-satunya pasar di awal.
"Karena tentunya dari populasi yang dipindahkan membutuhkan juga fasilitas-fasilitas penunjang. Nah untuk seberapa jauh prospeknya tentunya tergantung dari sustainabilitas populasi yang akan dipindahkan pada tahap-tahap berikutnya," kata Sindiani.
Selanjutnya, kalau pemerintah kembali mengeluarkan kebijakan pembebasan PPN yang memprioritaskan pembangunan hunian tentunya menambah sentimen positif ke industri properti di IKN.
"Berdasarkan preseden dari pembebasan PPN yang telah diterapkan pada waktu lalu, itu cukup memberikan dorongan positif gitu ya atau insentif bagi masyarakat untuk membeli properti. Jadi, tentunya itu akan memberikan dorongan untuk meningkatkan minat terhadap pasar properti hunian," pungkasnya.