Bisnis Real Estat di 2022 Solid, Tahun ini LPKR Siapkan Beberapa Produk Baru
LPKR mencatatkan kinerja yang solid pada tahun 2022 di tengah pemulihan bisnis properti dan menargetkan pertumbuhan penjualan di 2023.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) mencatatkan kinerja yang solid pada tahun 2022 di tengah pemulihan bisnis properti dan menargetkan pertumbuhan penjualan di 2023.
Di tahun 2022, LPKR mencatatkan pendapatan dari bisnis real estate senilai Rp4,1 triliun, dengan laba kotor Rp1,86 triliun dan EBITDA Rp751 miliar.
LPKR juga mencatatkan pra penjualan senilai Rp4,76 triliun pada tahun 2022.
Pada tahun 2022 juga, pra penjualan LPKR di tingkat holding sebesar Rp 3,39 triliun, terutama didorong oleh seri Cendana Homes di Lippo Village, dengan total Rp1,35 triliun atau setara dengan 40 persen dari total penjualan holding.
Kinerja LPKR juga didukung penjualan kavling sebesar Rp 865 miliar di 7 lokasi, proyek perumahan di Makassar sebesar Rp 319 miliar, penjualan inventaris gedung tinggi senilai Rp 294 miliar, dan lahan pemakaman San Diego Hills sebesar Rp 205 miliar.
Group CEO LPKR John Riady menyatakan bahwa LPKR menyiapkan serangkaian peluncuran produk baru pada tahun 2023.
LPKR juga berkomitmen terus mengenalkan produk baru dengan harga yang beragam untuk menarik segmen pembeli baru serta memenuhi pangsa pasar yang lebih luas.
LPKR sendiri telah menetapkan target pra penjualan sebesar Rp4,9 triliun pada tahun 2023.
Baca juga: LPKR Targetkan Marketing Sales Tumbuh Rp4,9 Triliun pada 2023
Yang sebagian besar akan didorong oleh produk residensial baru, termasuk proyek rumah tapak hingga unit apartemen bertingkat rendah dan menengah di kawasan Lippo Village dan Lippo Cikarang.
"Kami juga terus mengamati faktor risiko makro dengan hati-hati yang dapat mempengaruhi penjualan pemasaran ke depan," kata John Riady, Rabu (13/4/2023).
Baca juga: 30 Tahun Tertunda, Megaproyek Properti Menara Jakarta Kembali Dilanjutkan dengan Investasi Rp 7 T
Pihaknya bangga dengan pencapaian kinerja di tahun 2022, namun tetap perlu mengelola hambatan makro yang semakin menantang pada tahun 2023, termasuk tekanan inflasi dan meningkatnya suku bunga, yang dapat menyebabkan melemahnya permintaan.