Milenial Kini Cenderung Pilih Hunian Berdesain Estetik untuk Cari Konten dan Cuan
Milenial kini berlomba menabung agar memiliki rumah impian namun kerap dihadapkan pada kenaikan harga rumah yang tak terkejar oleh penghasilan.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Generasi milenial kini dihadapkan pada dilema dalam memutuskan memiliki hunian. Banyak milenial yang kini berlomba menabung agar memiliki rumah impian yang sesuai dengan pendapatan mereka.
Namun kenaikan harga rumah membuat impian ini terasa sulit untuk diwujudkan. Terlebih ada ekspektasi dari sebagian orang tua bahwa 'belum punya rumah artinya belum sukses'.
Hal ini dialami pula konten kreator Agustinus Michel, yang dikenal luas sebagai @paksugus di platform TikTok. Dia menyukai hunian yang estetis dan sesuai dengan karakternya sebagai pemilik.
"Ada beberapa faktor mendasar yang harus diperhatikan ketika ingin membangun rumah impian seperti jenis hunian, lokasi, dan budget," kata Agustinus, dalam DXPO Talks di Central Park Mall, Jakarta, Sabtu (22/7/2023).
Generasi muda harus bisa melihat kelebihan dan kekurangan antara hunian jenis rumah tapak atau landed house maupun apartemen.
Ini karena keduanya memiliki perbedaan dari fungsionalitas, biaya maintenance, biaya listrik dan air, jasa keamanan hingga fasilitas kesehatan dan rekreasi yang tersedia di sekitar hunian.
Baca juga: AREBI Bogor Ground Breaking Hunian Terpadu di Sentul City
Kemudian faktor selanjutnya yang saling berhubungan adalah lokasi dan budget, karena lokasi yang strategis akan membutuhkan budget yang lebih banyak.
Agustinus menyarankan agar setiap keluarga kecil yang berencana membangun hunian memahami kebutuhan dan karakteristik keluarganya.
Senada dengan Agustinus, Marizka Ellanda, National Secured Sales Head Bank Danamon Indonesia mengatakan, saat ini adalah saat yang tepat bagi generasi muda untuk memiliki hunian sendiri.
Baca juga: Fenomena Gading Serpong, Dulunya Hutan Karet, Kini Jadi Kawasan Kota Mandiri Layak Huni
Hal ini karena ada banyak developer yang mendesain properti mereka mengikuti tren yang sesuai dengan generasi muda.
Ia menjelaskan bahwa untuk rumah tapak, banyak anak muda yang ingin memiliki rumah di cluster, dengan desain modern tapi minimalis dan lingkungannya kecil tapi homey.
Ada juga yang mau memiliki rumah yang smart home, menawarkan banyak kemudahan karena teknologi, seperti lampu yang bisa dinyalakan dan dimatikan dengan bertepuk tangan, musik yang diatur dengan perintah suara, hingga sistem keamanan terintegrasi.
Tidak lupa, tren Work From Home yang meningkat juga membuat generasi muda menginginkan rumah yang nyaman untuk mereka kerja, misalnya dengan banyak ruang terbuka supaya terkesan luas.