Tren Hunian Masyarakat Urban: Pakai Semen Ekspos, Plafon Tinggi dan Berorientasi Vertikal
Masa depan industri semen sangat bergantung pada kemampuan produsen semen untuk terus berinovasi dan menjawab kebutuhan.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Industri konstruksi Indonesia mengalami transformasi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Dalam beberapa tahun ke depan, desain dalam tren konstruksi residensial diperkirakan makin mengarah pada bangunan berkonsep hijau dan berkelanjutan.
Rumah tinggal akan semakin bersirkulasi udara baik dengan adaptasi plafon tinggi, penggunaan kaca yang minimal, material ramah lingkungan, dominasi penggunaan semen ekspos, dan berorientasi vertikal.
Pada diskusi “Tren Urban Arsitektur, Konstruksi residensial dan Infrastruktur Untuk Kehidupan yang Lebih Baik” di Jakarta, Rabu (31/7/2024), Novriansyah Yakub, prinsipal Firma Atelier Riri Architecture & Design menyampaikan pengalaman membangun rumah karyanya yang mengaplikasi konsep modern dalam desain dan menghasilkan analogi bentuk rumah yang terkesan miring ke kiri.
“Kiri House 2.2 adalah pengembangan dari Kiri House 1.0 dengan penambahan fungsi ruang dan perbaikan proteksi bangunan sesuai iklim di Indonesia” ungkap Riri.
Baca juga: Hunian Pekerja Konstruksi di IKN Selesai Dibangun Dalam Waktu Tidak Lebih dari Dua Hari
Dia menjelaskan bahwa ruangan rumah diprogram untuk disesuaikan dengan implementasi kehidupan dan budaya pemiliknya. Yaitu dengan penerapan desain untuk rumah, yang lebih merujuk pada karakter pribadi pemiliknya.
Ruangan dibuat kompak untuk menciptakan gaya hidup yang praktis, sehingga rumah dirancang agar sangat fungsional. Bentuknya harus tetap estetik dan simpel dengan mengambil bentuk yang paling sederhana, yakni geometri empat sisi.
Dampaknya, rumah didesainnya lewat integrasi ruangan dan spek furniture yang fungsional, untuk menciptakan ruangan terbuka yang optimal dan multi guna.
Pendekatan ini berhasil memberikan kenyamanan dalam melaksanakan semua aktifitas di dalam rumah bagi penghuni rumah, dengan menciptakan pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik.
Rumah tiga lantai tersebut dibangun dengan fungsi yang berbeda di setiap lantainya, seperti area terbuka untuk fungsi umum di lantai 1, ruang keluarga yang nyaman di lantai 2 dan kamar bagi penghuni yang terjaga privasinya di lantai 2.
Inovasi Desain dan Konstruksi untuk Mengantisipasi Kondisi Alam
Riri menambahkan, iklim tropis dengan kelembaban dan curah hujan yang tinggi menjadi tantangan terbesar saat mendesain rumah Kiri House 2.2. Ia menjelaskan bahwa masalah dinding yang lembab sempat dialami dalam fase awalnya di Kiri House 1.0.
Dia meyakini bahwa pendekatan inovatif desain, konstruksi dan pembangunan harus dijalankannya untuk menjawab tantangan tersebut. Contohnya, dia menerapkan pendekatan yang efektif dalam mengisolasi dan menerapkan bahan kedap air.
Selain itu, ketahanan material dan pemeliharaan rutin juga sangat mempengaruhi preferensi dari material bangunan seperti kayu, baja, semen dan beton.
Pemakaian Insulasi dan Material Kedap Air untuk Dinding dan Lantai
Penggunaan insulasi dan material kedap air di dinding dan lantai sangat penting dalam mencegah penetrasi air dan kelembaban ke dalam bangunan. Penggunaan material tahan air dan sealant pada area kritis seperti sambungan dan sudut bangunan adalah keharusan.
“Berbagai pertimbangan tersebut menuntut pemilihan material yang tahan terhadap iklim tropis sekaligus memiliki perawatan dan pemeliharaan yang lebih terjamin, dalam pembangunan Kiri House 2.2. Untuk menjaga kenyamanan dalam ruangan, kelembapan udara dalam ruangan juga harus dapat dikelola," bebernya.
Dia juga mengingatkan, kelembapan pada dinding bangunan dapat menyebabkan jamur yang mengancam kesehatan penghuninya. Karenanya, solusi inovatif seperti semen yang tahan air adalah kunci bagi konsep rumah di masa depan.
Head of Marketing Semen Merah Putih, Nyiayu Chairunnikma mengatakan, untuk mendukung kebutuhan sektor konstruksi yang semakin dinamis, produk semen harus memenuhi standar kualitas tinggi dan mampu melampaui kebutuhan spesifik proyek konstruksi modern yang sangat khas.
"Inovasi adalah kunci perusahaannya dapat selalu relevan dan kompetitif di Indonesia. Kami senantiasa meriset cara baru untuk meningkatkan kualitas produk, efisiensi produksi, dan ramah lingkungan," ujar Nyiayu Chairunnikma.
Menurut Ayu, masa depan industri semen sangat bergantung pada kemampuan produsen semen untuk terus berinovasi dan menjawab kebutuhan unik para pengembang.
Karena itu perusahaannya selalu berfokus pada pengembangan produk yang mampu menjawab kompleksitas kebutuhan terkini, sekaligus metode produksi yang lebih efisien dan berkelanjutan.
"Kami berkomitmen besar dalam penelitian dan pengembangan semen masa depan. Perusahaan menjadikan upaya perubahan dan fleksibilitas produk yang menjawab kebutuhan konsumen dan tantangan iklim ekstrim sebagai DNA usaha kami ,” ujar Ayu.
Dia menyebutkan, project hunian karya Riri di Kiri House 2.0. menggunakan material Semen Merah Putih dengan teknologi water repellent untuk menjawab tantangan konstruksi residensial modern dan iklim tropis yang ekstrim.
Menurut dia, hunian semacam ini minim perawatan, memiliki kekuatan dan durabilitas bangunan yang dapat diandalkan dalam jangka waktu yang lebih lama, sekaligus efisien dalam waktu kerja dan biaya pembangunannya.
Wakil Ketua Umum Badan Pengurus Pusat GAPENSI, Dr. Diding S. Anwar, FMII, berpendapat, tren terkini dalam konstruksi infrastruktur modern menunjukkan peningkatan signifikan dalam penggunaan semen dan beton.
"Kami mendorong inovasi dihadirkan pelaku sektor konstruksi. Inovasi adalah kunci untuk menghadapi tantangan masa depan dan menjawab kebutuhan yang terus berkembang di konstruksi perumahan hingga infrastruktur," ujarnya.