Perang Masih Berkecamuk, Netanyahu Sibuk Renovasi Rumah, Habiskan Anggaran Ratusan Ribu Dolar
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sibuk melakukan renovasi rumah di kediamannya yang berada di Caesarea, Israel.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV – Di tengah konflik panas antara Israel dengan Hamas, Hizbullah dan fraksi Iran, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sibuk melakukan renovasi rumah di kediamannya yang berada di Caesarea, Israel.
Informasi tersebut diketahui publik setelah salah satu anonim mengungkap bahwa baru-baru ini Netanyahu mengajukan pendanaan ke negara sebesar 600.000 shekel setara 160.000 dolar (Rp2,4 miliar) untuk biaya renovasi kedap air di kediaman pribadinya.
“Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah mengajukan permintaan pendanaan negara untuk menutupi biaya perbaikan kedap air di rumah keluarganya di Caesarea,” ujar anonim dari situs berita Ynet, mengutip dari The Times Of Israel.
"Jika tidak ada sealant, air bisa masuk dan membasahi lantai, perdana menteri bisa terpeleset," kata sumber itu.
Mencuatnya isu renovasi rumah Netanyahu yang menghabiskan anggaran negara ratusan dolar AS, memicu amarah warga Israel yang saat ini tengah krisis akibat serangan militan Hamas, Hizbullah dan fraksi Iran.
Belakangan ini, rumah keluarga Netanyahu kerap jadi berita utama di Israel, karena biaya perbaikannya yang mahal menghabiskan banyak anggaran negara.
Pada Januari kemarin kantor PM diketahui menyetujui menggelontorkan anggaran fantastis untuk perbaikan kolam renang di kediaman Netanyahu di Caesarea.
Istri Netanyahu, Sara, juga telah lama menghadapi tuduhan gaya hidup boros.
Menurut laporan pengawas keuangan negara Sara berulangkali berupaya memperoleh dana untuk kediaman pribadi pasangan itu, termasuk membeli perabotan mewah untuk kediaman resmi di Yerusalem, dan kemudian memindahkannya ke kediaman pribadi Netanyahu di Caesarea.
Netanyahu dan keluarganya percaya bahwa biaya renovasi rumah sudah seharusnya ditanggung oleh negara.
Namun hal tersebut menuai kecaman sejumlah pihak termasuk penasihat hukum dan akuntan di Kantor Perdana Menteri yang berpendapat bahwa pekerjaan tersebut merupakan peningkatan yang tidak vital bagi dan tak perlu ditanggung negara.
Baca juga: Netanyahu Kembali Diamuk Keluarga Sandera Israel, Minta Tanggung Jawab Tewasnya 6 Tawanan di Gaza
‘’Biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan pemeliharaan kediaman pribadi perdana menteri tidak seharusnya ditanggung oleh kas negara, jika renovasi tersebut dianggap perlu agar perdana menteri mampu melaksanakan tugasnya dengan baik,” jelas Akuntan Tel AViv.
“Jika tidak demikian halnya, maka renovasi tersebut dianggap sebagai peningkatan rumah tersebut, dan perdana menteri bertanggung jawab untuk menanggung biayanya,” imbuhnya.