Gairahkan Permintaan Properti, Pelaku Industri Dukung Perpanjangan PPN DTP 100 Persen
Kementerian Keuangan akan merevisi Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 7 Tahun 2024 tentang insentif PPN DTP untuk rumah.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kalangan pelaku industri di ekosistem properti mendukung keputusan pemerintah memperpanjang PPN ditanggung pemerintah atau PPN DTP karena aken mendorong daya beli masyarakat dalam membeli properti.
"Kita bersyukur PPN DTP diperpanjang oleh pemerintah. Ini memberi kepastian kepada teman teman developer seperti di REI yang pegang unit baru, maupun pengembang yang sedang mau bangun untuk mulai melanjutkan lagi pemasaran propertinya," ungkap Bharat Buxani, Senior VP Marketing Rumah123 di pembukaan acara Hari Properti Nasional Festival (Harpropnas Fest) 2024 di Mal Gandaria City, Jakarta, Senin (9/9/2024).
Pihaknya berharap aturan baru tentang pengenaan PPN 12 persen kembali diundur pemerintah sampai 6 bulan atau 1 tahun ke depan lagi. Ini karena saat ini daya beli masyarakat sedang melemah oleh kondisi ekonomi yang tidak begitu bagus.
"Tahun ini banyak banget kita dengar mendadak kok gajinya ada potongan lagi. Jadi ketidakpastian adalah salah satu yang selalu membingungkan," kata Bharat Buxani.
Baca juga: Muncul Fenomena Renovasi Rumah di Gang Sempit, Ini Kata Pakar Properti
Menurut dia, masyarakat masih dikejutkan oleh pemberlakuan PPN 11 persen oleh pemerintah yang diterapkan pada 2022, sementara beban masyarakat yang saat ini sudah berat akan berimbas pada melemahnya permintaan ke sektor properti terutama animo masyarakat membeli rumah baru.
"PPN naik naik 1 persen (dari 11 ke 12 persen) itu juga lumayan itu sih," sebutnya.
Seperti diketahui, Pmerintah memutuskan memberikan insentif PPN DTP atas pembelian rumah sebesar 100 persen berlaku hingga Desember 2024 dari semula hanya 50 persen untuk masa pajak Juli sampai Desember 2024.
Menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal Febrio Kacaribu, insentif PPN DTP 100 persen kembali digulirkan untuk masa pajak September 2024.
Sebagai tindak lanjutnya, Kementerian Keuangan akan merevisi Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 7 Tahun 2024 tentang insentif PPN DTP untuk rumah.
Bharat Buxani mengatakan, pemberlakuan PPN 12 persen akan terasa dampaknya setelah 1-2 bulan kemudian di masa transisi dan hal itu akan membuat sebagian masyarakat memilih menahan diri dulu untuk membeli properti,
Karena itu, untu mengantisipasi dampak tersebut pengembang mengeluarkan jurus seperti menggelar program promosi seperti melengkapi unit rumah yang dipasarkan lengkap dengan furniturnya dan promosi lainnya.
Menurut dia, di kuartal III 2024 ini atau pasca Lebaran merupakan momen tepat untuk membeli properti baru.
Selama ini teman-teman pengembang sudah mendorong daya beli kelas menengah di Indonesia melalui berbagai program.
"Mereka sangat kreatif. Masyarakat harus diedukasi bahwa properti merupakan instrumen investasi yang menarik terutama ke masyarakat di segmen high income, karena properti tidak volatile dan bisa dijadikan pilihan investasi long term," ungkapnya.
Dia memaparkan, pembelian properti jenis apartemen seperti di Jakarta saat ini masih stabil.
"Unit banyak dipilih yang lokasinya dekat dengan tempat kerja, misalnya untuk apartemen harga Rp 1 miliar. Apartemen dengan dukungan rental guarantee sangat membantu pemasaran apartemen," bebernya.
Tren permintaan properti di 2024
Soal tren permintaan properti di 2024, Buxani mengatakan, permintaan di kuartal I 2024 cenderung stagnan. "Di kuartal II terjadi growth demand sekitar 37 persen, ditopang oleh masyarakat yang mulai membandingkan pilihan properti yang akan mereka beli," kata dia.
Soal properti di segmen mana yang permintaannya masih kuat, dia menyebutkan, yang paling dicari adalah properti di rentang harga Rp 400 juta sampai Rp 1 miliar per unit.
Kemudian disusul properti di rentang harga Rp 1 miliar sampai Rp 2 miliar.
Terkait penyelenggaraan Harpropnas Fest 2024, dia mengatakan, ini merupakan penyelenggaraan festival properti kedua dan diikuti oleh 30 pengembang properti high rise dan tapak untuk membantu masyarakat yang ingin mencari properti dengan pilihan yang lebih beragam.
"Lewat event ini kita ingin meningkatkan kesadaran di masyarakat pentingnya memiliki rumah. Upaya itu tidak bisa kami lakukan sendiri tapi harus melibatkan partisipasi pengembang. Kita mendorong agar milenial memiliki rumah pertamanya," beber Bharat Buxani.
Kesadaran Milenial Mencari Properti Meningkat Tajam
Dia bilang, tren kesadaran milenial mencari properti saat ini meningkat tajam. "Sekarang tinggal mencari properti yang tepat, opsi yang tepat, harga yang sesuai kemampuan dan cara bayar yang lebih oke," bebernya.
"Tahun ke tahun, terjadi growth dalam pencarian roperti di kalangan milenial. Jika dulu pencarian dilakukan oleh usia 30 tahun ke atas, sekarang oleh usia 25 tahun ke atas. Saat ini kita punya 2 juta lebih listing rumah baru dan rumah bekas dengan agen-agen yang verified," sebutnya.
Menurutnya, milenial perlu memahami bagaimana cara memilih bank yang baik, juga cara membayar cicilan yang sesuai dengan kemampuan mereka.
"Sebagian user biasanya ada yang membeli rumah baru dengan menjual rumahnya yang lama. Kita berupaya akomodir di event ini. Target transaksi kita Rp 100 miliar dan kita targetkan pengunjung tumbuh 30 persen dari penyelenggaraan di tahun lalu," sebutnya.
Rury Yudhiawati, Event Manager Rumah123 mengatakan selain diikuti 30 developer dengan puluhan project properti, event Harpropnas Fest 2024 juga diikuti perusahaan perlengkapan rumah tangga hingga agen properti serta perbankan.
Harga rumah yang ditawarkan di event ini mulai dari Rp 400 jutaan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.