Pebisnis UEA Baru Ngecek Lahan untuk Inves di Program 3 Juta Rumah, Menteri Maruarar: Perlu Waktu
Calon investor UEA masih sebatas meninjau lahan untuk mendukung pembangunan 3 juta rumah, yang disediakan Pemerintah RI.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pebisnis dari Uni Emirat Arab (UEA) yang akan ikut terlibat dalam Program 3 Juta Rumah belum akan menandatangani nota kesepakatan di proyek tersebut dengan Pemerintah Indonesia dalam waktu dekat.
Semula, penandatanganan kesepakatan tersebut akan dilakukan pada 31 Januari 2025 di Istana Negara dan dihadiri Presiden Prabowo Subianto.
Menurut Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait, investor UEA masih sebatas meninjau lahan untuk mendukung pembangunan 3 juta rumah, yang disediakan Pemerintah RI.
"Kita sampaikan tadi UEA, kan mereka lihat lahan-lahan kita," kata Ara, sapaan akrabnya, kepada wartawan di Jakarta, dikutip Jumat (31/1/2025).
Pemerintah menyediakan berbagai lahan untuk investor UEA ini. Misalnya, calon lahan yang disediakan Kementerian Sekretariat Negara berlokasi di Kemayoran, Jakarta Pusat.
Ada juga lahan bekas perumahan anggota DPR di Kalibata, Jakarta Selatan dan di kawasan Gelora Bung Karno (GBK).
Dari Kementerian BUMN, ada juga lahan yang merupakan aset milik PT KAI, PTPN, dan Perumnas disediakan bagi investor UEA.
Dari Kementerian Keuangan juga disebut menyediakan lahan milik Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang berasal dari aset barang sitaan eks Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).
"Ya itu mereka tentu perlu waktu melihat mana yang mereka minat. Itu memang perlu waktu," ujar Ara.
"Kamu mau beli rumah aja kan kamu lihat dulu pengembangnya siapa, lihat rumah contohnya, lihat berapa lama nyicilnya. Itu kan perlu waktu," lanjutnya.
Untuk kapan penandatanganan antara investor UEA dengan pemerintah akan dilakukan, Ara mengaku hanya mengikuti arahan Prabowo saja.
Sebelumnya, Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Fahri Hamzah sudah sempat menemui Duta Besar UEA Abdulla Salem Al-Dhaheri di kantor Kedutaan UEA, Selasa (20/1/2025).
Pebisnis UEA akan berinvestasi untuk pembangunan 1 juta unit rumah.
Baca juga: Pengembang Diminta Aktif Siapkan Skema Bantuan Penyediaan Hunian untuk Program 3 Juta Rumah
"Ini adalah bentuk tindak lanjut rencana kerja sama pembangunan rumah untuk rakyat dan bagian dari Gotong Royong dalam Program Tiga Juta Rumah," kata Fahri dikutip dari siaran pers.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.