Polisi dan Pemudik Adu Mulut di Simpang Mutiara
"Jangan marah-marah bu. Kita juga sama-sama capek. Saya juga belum tidur dari semalam," ujar seorang anggota kepolisian pada seorang pemudik.
Penulis: M. Ismunadi
Editor: Juang Naibaho
TRIBUNNEWS.COM, CIKAMPEK - "Jangan marah-marah bu. Kita juga sama-sama capek. Saya juga belum tidur dari semalam," ujar seorang anggota kepolisian di simpang mutiara, Cikampek, Jawa Barat, Rabu (8/7/2010).
"Tapi kalau lurus kejauhan pak," balas seorang ibu dari dalam mobilnya.
"Ibu kenapa muter-muter? Kalau ibu lurus sudah sampai dimana tuh," kata sang petugas.
Demikian sekelumit perbincangan antara petugas kepolisian yang bertugas di simpang Mutiara, Cikampek, Jawa Barat, Rabu (8/9/2010). Petugas tampak mengalami kesulitan untuk mengarahkan pemudik ke jalur tengah menuju Jawa Tengah. Kebanyakan pemudik ngotot ingin lewat Pantura meski kondisi kendaraan sudah padat dan cenderung macet total.
"Ini apa perlu saya gembosin (kempesin) bannya?" ujar seorang petugas polisi lain kepada pengendara satu unit kijang kapsul yang seakan tidak mau keluar dari parkiran restoran di simpang Mutiara. Padahal mobil itu sudah berada di mulut pintu keluar restoran.
Dalam rangka mengurai kemacetan, polisi memberlakukan sistem buka tutup mulai dari simpang Mutiara hingga Jomin menuju Pantura. Sesekali, arus kendaraan menuju Pantura, dari pintu tol Cikampek, dialihkan lewat pasar Cikampek Timur.
Selain itu, petugas juga mengalihkan arus lalin dari pintu tol Cikampek langsung menuju jalur tengah menuju Jateng. Namun, sebagian pemudik ada yang tetap ngotot untuk melewati Pantura yang sudah sangat padat.(*)