Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Kembang Api untuk Tahun Baru Jika Tidak Laku saat Ramadan

Taufik mengaku berjualan kembang api hanya untuk mengisi kegiatan di bulan puasa.

zoom-in Kembang Api untuk Tahun Baru Jika Tidak Laku saat Ramadan
TRIBUN PONTIANAK/PONTI ANA BANJARIA
ILUSTRASI 

Laporan Rini Ayuningtias

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Taufik (60), penjual kembang api di depan Pasar Rawamangun, Jakarta Timur mengatakan, jika tidak laku saat Ramadan, kembang api disimpan untuk tahun baru. Taufik mengaku berjualan kembang api hanya untuk mengisi kegiatan di bulan puasa.

“Kalau enggak laku sekarang, ya enggak masalah. Kembang api dan sejenisnya mah, asal enggak kena air, pasti tahan lama. Bisa dijual lagi buat tahun baru,” ujar pria yang sehari-hari mengelola usaha sewa kios di Pasar Rawamangun, Minggu (22/7/2012).

Dengan modal awal Rp 50 juta - Rp 75 juta, Taufik memprediksi bisa memperoleh untung hingga Rp 11 juta, di akhir penjualan kembang api.

"Rata-rata produknya dari Cina, tapi ada juga yang lokal. Namanya unik-unik, ada teratai pretek (air mancur), tiger roaring (kembang api jumbo), pendekar cap kucing, dan halilintar," jelasnya Taufik sambil merapikan barang dagangan.

"Tapi, kalau ke sini anak-anak paling sering beli gangsing. Ujungnya dibakar, terus nanti gangsingnya bakalan muter-muter," imbuh Taufik.

Harga kembang api beragam jenis lain yang dijual Taufik berkisar antara Rp 7.500- Rp 150 ribu, tergantung kemasan tiap paket.

Berita Rekomendasi

"Paling mahal tiger roaring, yang bisa ngeluarin kembang api warna-warni, Rp 150 ribu. Isinya cuma dua. Tapi, kualitasnya bagus, enggak gampang rusak," tutur warga Jalan Balap Sepeda, Rawamangun. (*)

BACA JUGA

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas