Tarawih Ramadan di Tanah Suci Berlangsung 2,5 Jam
Nuansa Salat Tarawih saat ibadah umrah Ramadan di Madinah dan Mekkah, Arab Saudi, berbeda ketimbang di Tanah Air.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Candra P Pusponegoro dari Madinah, Arab Saudi
TRIBUNNEWS.COM, MADINAH - Nuansa Salat Tarawih saat ibadah umrah Ramadan di Madinah dan Mekkah, Arab Saudi, berbeda ketimbang di Tanah Air.
Di sini, para jemaah melakukan Salat Tarawih sekali setelah Salat Isya. Pelaksanaan ibadahnya dikerjakan sebanyak 23 rakaat, yang dimulai pada pukul 09.00 malam.
Sebelum Salat Isya, terkadang dilakukan salat mayat (arwah) dengan empat kali takbir, disusul Tarawih sesi imam pertama sebanyak 10 rakaat (lima kali salam).
Sesi ini butuh waktu sekitar satu jam, tergantung imam yang memimpin salatnya. Artinya, jika bacaan surat imam panjang, maka tempo salatnya juga lebih lama. Jika selesai Tarawih sesi pertama, maka dilanjutkan imam kedua.
Pada prosesi ini, Tarawih dikerjakan dengan jumlah bilangan yang sama, yakni 10 rakaat dengan lima kali salam, ditambah Salat Witir tiga rakaat dengan dua kali salam.
Pada akhir ibadah, imam membacakan Doa Qunut selama 30 menit. Sehingga, total waktu yang dibutuhkan untuk Salat Tarawih selama satu majelis adalah 2,5 jam. Bahkan, kadang bisa lebih.
Jika jemaah berkesempatan menikmati 10 hari terakhir Ramadan, prosesi Salat Tarawaih lebih dari 2,5 jam, yakni 2 jam 45 menit. Penambahan waktu 45 dikarenakan bacaan ayat-ayat imam sangat panjang.
Dibandingkan kondisi Salat Tarawih di Tanah Air, sangat berbeda jauh. Kendati Umat Muslim melakukan Salat Tarawih sebanyak 23 rakaat, paling lama sekitar 40 menit.
Kadang, jika terlalu lama membacakan ayat-ayat, maka sebagian jemaah di Tanah Air tidak jarang meninggalkan prosesi Salat Tarawih. Di Tanah Suci, sebentar atau lamanya salat, jemaah tetap khidmat dan bersemangat.
Beberapa pembimbing (ustad) yang sering memberikan manasik (tata cara) pelaksaan haji dan umrah di Tanah Suci, membenarkan kenyataan ini.
Setiap tahun, saat Ramadan khususnya, prosesi Salat Tarawih di Madinah dan Mekkah, para imam selalu meng-khatam-kan Alquran.
Namun, dari tahun ke tahun, dalam bacaan, para imam tak berhenti pada ayat-ayat tertentu.
Misalnya pelaksanaan Salat Tarawih Ramadan pada 1432 Hijriah lalu. Pada malam pertama, Tarawih berhenti pada akhir surat Al Baqarah.
Maka, pada Ramadan di tahun ini, mereka akan mengurangi atau menambah beberapa bacaan akhir surat Albaqarah. Contohnya, jika tahun lalu berhenti pada surat ke-270, maka di tahun ini berhenti di surat ke-286.
“Menjelang 10 hari terakhir Ramadan, selepas Salat Tarawih, ada jeda waktu sekitar satu jam. Maksimal, Salat Tarawih dikerjakan dari pukul 09.00 malam dan berakhir pukul 11.45 malam," ujar Ustad Sholihin, yang sudah beberapa lama bermukin di Mekkah, Minggu (29/7/2012).
"Selanjutnya, jemaah bisa mengikuti Salat Tahajud berjamaah dari pukul 01.00 dini hari, dan berakhir pukul 03.30 (setengah jam sebelum waktu Imsyak),” jelasnya. (*)
BACA JUGA