Lezatnya Menyantap Sup Harirah Saat Berbuka di Maroko
Jelang ramadan tiba tulisan tersebut sudah terpampang jelas di setiap restoran dan kedai makan Maroko.
Editor: Widiyabuana Slay
Laporan Tribunners, Kusnadi El Ghezwa dari Maroko
TRIBUNNEWS.COM – Jelang ramadan tiba tulisan tersebut sudah terpampang jelas di setiap restoran dan kedai makan Maroko. Hampir semua restorant di sini membuat sepanduk dengan ukuran besar dan sedang menyesuaikan dengan besar dan kecilnya restoran tersebut. Setengah jam menjelang maghrib tiba semua restorant sudah di penuhi banyak orang yang ingin melakukan buka bersama di luar.
Memang tidak semua warga Maroko melakukan buka puasa di luar, yang terpenting bagi mereka adalah menu ta’jilnya yaitu sup Harirah yang menjadi menu wajib di saat ta’jil buka puasa. “ Bagi warga Maroko belum di katakana berbuka puasa jika belum menikmati sup Harirah karena ini adalah tradisi orang Maroko” tutur Layla Dahamou salah satu pemilik kedai yang menghidangkan menu ta’jil khas Maroko.
Meski demikian restaurant yang berderet di sepanjang jalan ibukota Maroko selalu dipenuhi oleh para pengunjung dari kalangan menengah ke atas sampai kalangan menengah ke bawah, bahkan tidak sedikit para turis yang penasaran ingin berbuka puasa diluar hanya untuk merasakan menu ta’jil khas Maroko yang terkenal unik.
Menu ta’jil khas Maroko diantaranya: Sup Harirah yang terbuat dari tepung, kacang adas, kacang hamus, sariyah (sejenis mi) di tambah dengan aroma daun kasburoh (daun ketumbar) yang di tuangkan ke dalam mangkok, telor rebus juga menjadi satu paket menu ta’jil khas Maroko di tambah dengan Chubakiyah yaitu kue manis yang terbuat dari tepung gandum yang dicampur dengan madu, dalam penyajian Chubakiyah disandingkan dengan tiga butir kurma, untuk minumnya bervariasi ada air putih, jus jeruk, kopi cream, namun yang lebih dominan mereka memilih Syai Na’na (Teh mint khas Maroko). Untuk menu tambahannya roti Croissan dan Syahma.
Untuk harga tiap porsinya beragam mulai dari 17 dirham atau kurang lebih 20.000 rupiah sampai 32 dirham, semua tergantung di mana mereka membeli menu ta’jil tersebut, tentunya restaurant yang terkenal dan menarik pelayanannya harganya lebih mahal.
Untuk menandai datangnya waktu maghrib tiba Maroko memilki tradisi tersendiri dengan ditandai bunyi ledakan meriam yang bersumber dari istana kerajaan. Mungkin bagi orang asing yang pertamakali merasakan buka puasa di Maroko akan dikagetkan oleh suara meriam tersebut. “ ketika waktu buka puasa tiba saya terperangah dan kaget seolah ada bom yang meledak di samping restaurant” tutur Ahmad Lubaid salah satu mahasiswa yang baru pertamakalinya merasakan buka puasa di Maroko.
Suasana seperti diatas tidak hanya terdapat di jantung ibukota saja, akan tetapi suasana tersebut menyeluruh serempak di berbagai kota-kota Maroko begitu juga dengan menu ta’jilnya. Inilah yang membuat suasana Ta’jil di Maroko terbilang unik.
*Penulis adalah mahasiswa S1 Universitas Imam Nafie, Tangeir Maroko
RAMADAN POPULER