Waspada Melonjaknya Harga Elpiji Jelang Lebaran
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Pertamina harus melakukan antisipasi serta pengawasan
Editor: Widiyabuana Slay
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Pertamina harus melakukan antisipasi serta pengawasan berkala terhadap usaha spekulan untuk menimbun bahan bakar minyak (BBM) dan LPG menjelang Hari Raya Idul Fitri 2012. Kelangkaan elpiji yang terjadi seringkali diikuti dengan melonjaknya harga di pasaran dibandingkan situasi normal. Demikian rilis yang dikirim ke redaksi Tribunnews.com, Sabtu (4/8/2012).
Anggota DPR RI Komisi VII Rofi Munawar menyatakan, “Konsumsi BBM dan LPG diperkirakan akan mengalami lonjakan menjelang hari raya Idul Fitri, Pertamina dan Kementerian ESDM harus memastikan pasokan distribusi kepada masyarakat tidak terganggu. Selain itu perlu melakukan koordinasi dengan pihak berwenang terhadap kemungkinan penyalahgunaan spekulan yang memanfaatkan momentum ini,”
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Rudi Rubiandini (17/7/2012) meyakinkan pasokan bahan BBM nasional selama Ramadhan aman. Tercatat untuk premium persediaan selama 17 hari, pasokan minyak tanah selama 70 hari, solar untuk 18 hari, dan Avtur untuk 20 hari.
Sepanjang bulan puasa, konsumsi penggunaan elpiji diperkirakan mengalami peningkatan hingga 10 persen. Kenaikan permintaan terjadi seiring dengan meningkatnya kebutuhan konsumsi khususnya elpiji 3 kg dan 12 Kg untuk rumah tangga. Estimasi pemakaian BBM dan LPG pada masa puasa dan lebaran umumnya diperkirakan naik dengan besaran masing-masing Premium naik 3,3 persen dari rata-rata harian normal 78.000 KL menjadi 80.000 KL, Avtur naik 6 persen dari rata-rata harian normal 10.763 KL menjadi 11.384 KL dan LPG PSO naik 3% dari rata-rata harian normal 11.351 MT menjadi 11.695 MT. Adapun Solar turun 12,9% dari rata-rata harian normal 44.000 KL menjadi 38.000 KL, dan LPG non PSO sama dengan rata-rata harian normal 3.559 MT.
Legislator dari Jatim VII ini menambahkan, kelangkaan BBM maupun elpiji biasanya terjadi akibat adanya pembelian dalam jumlah besar yang dilakukan oleh spekulan untuk mendapatkan keuntungan lebih. Selain itu, tidak jarang ditemukan adanya prilaku yang tidak jujur oleh oknum pengusaha elpiji dengan melakukan pengoplosan secara terencana. Oleh karenanya Pertamina sebagai operator harus mampu memantau dan mengawasi distribusi BBM dan Elpiji agar tidak terjadi kebocoran.
“Di beberapa daerah elpji 3 Kg telah mengalami kenaikan harga mencapai 16 ribu per tabung, selain itu ditemukan juga adanya usaha pengoplosan untuk meraih keuntungan semata. Kementerian ESDM serta Pertamina harus memastikan pasokan elpiji bukan hanya pada aspek ketersediaan, namun keterjangkaun harga bagi masyarakat,” tegas Rofi.
Belum lama ini tim gabungan Bareksrim Polri dan Polres Jakarta Timur menyatakan (31/7) telah mengungkap usaha pengoplosan ribuan tabung elpiji di Kecamtan Jatinegara, Jakarta Timur. Dalam operasi penangkapan tersebut, polisi menyita 2.005 tabung gas melon (ukuran 3 Kg), 346 tabung 50 Kg, dan 284 tabung 12 Kg.
RAMADAN POPULER