TRIBUNNEWS.COM, BUKITTINGGI - Para pelancong dan wisatawan yang akan berkunjung ke Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, disarankan untuk tidak membawa kendaraan pribadi, jika tak ingin terjebak kemacetan.

Demikian disampaikan oleh anggota polantas dari Polresta Bukittinggi, Brigadir Riko, kepada Tribunnews.com, Rabu (22/8/2012).

"Sebaiknya memang tidak membawa kendaraan pribadi jika tak ingin terjebak macet," ujar Riko.

Menurut dia, jalanan di Bukittinggi saat ini sudah penuh sesak dipenuhi kendaraan pribadi dari berbagai daerah, sehingga menyebabkan kemacetan hampir di semua ruas jalan utama di kota tersebut.

"Macet total dimana-mana. Kendaraan nggak bisa bergerak lagi. Jadi kalau ada pelancong yang mau berkunjung ke Bukittinggi, sebaiknya naik kendaraan umum saja, agar tak terjebak macet," katanya.

Untuk mengurangi kemacetan tersebut, kata Riko, aparat kepolisian dari Polresta Bukittinggi telah menerapkan beberapa beberapa cara, diantaranya melarang bus wisata maupun bus umum masuk ke pusat kota.

"Sekarang bus tak boleh lagi masuk ke pusat kota, karena lahan parkirnya sangat terbatas dan sudah penuh dengan kendaraan pribadi," tuturnya.

Selain melarang bus masuk kota, aparat kepolisian juga telah menutup akses jalan yang menuju ke arah Jam Gadang, yang merupakan pusat keramaian utama di Bukittinggi. "Kalau mau ke arah Jam Gadang atau Pasar Atas, sebaiknya berjalan kaki saja. Lebih cepat dan efektif," ucapnya.

Menurut Riko, kemacetan di Bukittinggi biasanya akan berlangsung hingga seminggu usai Lebaran, seiring berakhirnya masa liburan anak sekolah. "Senin pekan depan diperkirakan sudah normal lagi," ucapnya.

Di Bukittinggi sendiri ada beberapa objek wisata yang biasanya menjadi tujuan para pelancong, mulai dari Jam Gadang, Ngarai Sianok, Benteng Fort De Kock, Lobang Jepang. Sementara di luar Bukittinggi para pelancong biasanya ramai mengunjungi Danau Maninjau, Danau Singkarak, Ngalau, atau Lembah Harau di Payakumbuh.

Baca Juga: