Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Nenek Kadirah Istiqamah Berpuasa di Usia 112 Tahun

Usia Nenek Kadirah sudah 112 tahun, Namun dia tetap istiqamah dalam menjalankan ibadah puasa.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Nenek Kadirah Istiqamah Berpuasa di Usia 112 Tahun
NU.Online
Usia Nenek Kadirah sudah 112 tahun, Namun dia tetap istiqamah dalam menjalankan ibadah puasa. 

TRIBUNNEWS.COM, SRAGEN - Usia Nenek Kadirah sudah 112 tahun, Namun dia tetap istiqamah dalam menjalankan ibadah puasa.

Di sebuah rumah berdinding kayu di tepi Jalan Salem-Gemolong, tepatnya di Dukuh Sentulan RT 13, Desa Jeruk, Kecamatan Miri tampak seorang nenek yang duduk di bangku teras rumahnya.

Konon menurut penuturan dari anak dan cucunya, perempuan kelahiran 1901 ini sangat gemar sekali berpuasa. Selain itu, nenek tersebut jarang sekali mengeluh dalam mengarungi kehidupan.

"Ibu saya tidak punya cekelan (pegangan ilmu kesaktian) apa-apa, kami sekeluarga sudah berulang kali menanyakan itu. Seingat saya ibu senang sekali puasa sunnah Senin-Kamis dari waktu masih muda dulu hingga tua," jelas Wadiyem, anak bungsu dari lima bersaudara seperti dikutip Tribunnews.com dari situs NU.online.

Menurut Wadiyem, tidak ada pantangan makanan, apapun makanan yang sudah disediakan dimakannya seperti daging, sayur-sayuran, tempe, tahu dan makanan-makanan lainya. Namun ibunya tersebut hanya mau minum teh manis. Air putih pun ia tidak mau.

"Waktu itu ibu pernah bilang, siapa yang mau seperti ini (hidup hingga umur 100 lebih) ya puasa," imbuhnya.

Kadirah tinggal bersama anak bungsu dan cucu semata wayangnya. Suaminya telah meninggal bertahun-tahun silam semenjak zaman perang ketika Indonesia menghadapi Jepang.

Berita Rekomendasi

Dari buah pernikahannya, Kadirah dikaruniai lima orang anak. Namun sayang, keempat anaknya sudah meninggalnya terlebih dahulu.

Pada waktu itu, untuk menghidupi kelima anaknya, Kadirah membawa garam dalam jumlah besar ke daerah Boyolali yang ditempuhnya dengan berjalan kaki. Garam-garam tersebut ia gendong dan kemudian ditukarkan dengan hasil bumi.

Selain itu, Kadirah mencari dan mengumpulkan daun-daun pandan di sekitar rumahnya. Daun-daun pandan tersebut kemudian dikeringkannya. Setelah daun pandan kering, daun tersebut dianyamnya menjadi sebuah tikar untuk ditukar dengan hasil bumi.

Ia mengatakan meskipun sudah berusia lanjut, ibunya masih mampu beraktivitas layaknya mandi, buang air besar, dan menyapu halaman. Tidak jarang pula saat malam hari, Kadirah duduk di depan televisi. Meskipun sudah tidak mampu mendengar dengan jelas, Kadirah masih bisa menikmati tayangan televis.

"Mbah cuma ikut nonton saja, ikut duduk bareng-bareng di lantai. Saya sudah melarangnya untuk tidak melakukan pekerjaan yang terlalu berat supaya tidak terlalu capek," ujar Suyatno,54, cucu Kadirah.

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas