Tradisi Perang Air di Magelang, Sucikan Diri Sebelum Ramadan
Air ini simbol menyucikan diri menghadapi Ramadan. Dengan keadaan suci, semoga warga tenang menjalankan Puasa saat Ramadan
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto
TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Ratusan warga Dusun Dawung, Desa Banjarnegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, saling melempar plastik berisi air, Jumat (27/6/2014) sore. Mereka sedang menjalani tradisi padusan menyambut Ramadan yang disebut perang air.
Sore itu, suasana di lapangan Dawung mendadak penuh tawa, tak peduli baju dan celana mereka basah. Wajah ceria dan kepuasan setelah bisa membasahi lawan menjadi simbol kebersamaan di antara penduduk setempat.
Sebelum aksi perang air, warga menggelar prosesi pengambilan air dari sendang Kedawung yang berjarak sekitar 700 meter dari permukiman warga. Mereka menyusuri areal persawahan yang hijau dan asri.
Lantunan irama jatilan mengiringi langkah warga yang melakukan prosesi pengambilan air, dimeriahkan kesenian khas Magelang topeng ireng dari grup Tresna Manunggal Budaya, tari dayakan.
Begitu sampai di sendang, seorang warga, berdoa kepada Allah SWT, meminta keselamatan dan berkah dilaksanakannya ritual padusan.
Sesepuh Dusun setempat, Purwosumarto, mengambil air sendang yang dimasukkan ke beberapa kendi kecil dan kendi Sapto Puspa yang memiliki tujuh saluran air.
"Air ini simbol menyucikan diri menghadapi Ramadan. Dengan keadaan suci, semoga warga tenang menjalankan Puasa saat Ramadan," ucap Purwosumarto.