Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Tak Mudah Bagi Model Indonesia Chiko Matsuo Menjalankan Ibadah Puasa di Jepang

Tantangan bagi yang berpuasa di Jepang adalah bagaimana kita dapat bekerja sama baiknya seperti kondisi di saat kita tidak berpuasa.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Tak Mudah Bagi Model Indonesia Chiko Matsuo Menjalankan Ibadah Puasa di Jepang
Dok Pribadi
Chiko Matsuo, Model Indonesia yang berdomisili di Jepang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Chiko Matsuo, model cantik Indonesia ini sedang naik daun di Jepang. Sering muncul di berbagai fashion show di Jepang. Kecantikannya bukan hanya dari luar, tetapi juga dirinya sebagai muslimah, menikmati bulan Ramadan ini dengan bahagia di Jepang karena adanya ketenangan selama menjalankan ibadah puasanya.

"Tidak mudah memang berpuasa di Jepang. Lamanya berpuasa di Jepang dapat mencapai 19 jam dikarenakan perbedaan lama waktu siang dan malam setiap musim," ungkap Chiko kepada Tribunnews.com, Jumat (19/6/2015).

Jepang merupakan negara yang sangat menjunjung tinggi kedisiplinan, tantangan bagi yang berpuasa di Jepang adalah bagaimana kita dapat bekerja sama baiknya seperti kondisi di saat kita tidak berpuasa.

"Untuk mengatasi tantangan budaya tersebut, bagi umat muslim yang berpuasa di Jepang, biasanya kita beri penjelasan kepada teman atau rekan atau atasan orang Jepang bagaimana bulan Ramadan itu. Dengan penjelasan yang baik, orang Jepang sangat bisa menerima keadaan kita berpuasa, bahkan tidak sedikit di antara mereka yang lebih menjaga perilakunya di depan kita yang berpuasa," jelas Chiko.

Budaya di Jepang, penduduknya lebih menyukai ketenangan, tidak seperti di Indonesia yang Ramadan selalu semarak dan bergema di seluruh kota.

"Di Jepang pelaksanaan bulan Ramadan lebih tenang dibandingkan di Indonesia. Salat tarawih, baik masjid maupun aula, tidak menggunakan pengeras suara yang terdengar ke luar. Pengeras suara hanya diperdengarkan di dalam ruangan saja," ujar Chiko.

Bagi mereka yang berpuasa, penentuan jam salat pun kebanyakan disetting di ponsel. Sebagai solusi mengatasi kurangnya intensitas pertemuan kajian rutin adalah dengan memanfaatkan akses internet, mendengarkan materi dakwah, adzan, dan Alquran dilakukan lewat komputer.

Saat bulan Ramadan, beberapa komunitas atau perkumpulan sering spontan terbentuk, yaitu komunitas muslim, baik dengan teman Indonesia maupun teman dari berbeda negara.

"Mereka akan berusaha untuk aktif menciptakan suasana bulan Ramadan, seperti sahur bersama, tarawih berjamaah, dan lainnya. Komunitas ini akan menyempatkan diri ke masjid agar bisa bertemu dengan banyak teman seperjuangan dan mendapatkan siraman rohani, sehingga bisa tetap menjaga diri kita bersemangat menjalankan puasa Ramadan," kata Chiko.

Di Indonesia, saat Ramadan tiba, suasana di mall, perkantoran, pusat perbelanjaan akan didesain dengan nuansa islami, tempat hiburan ditutup dan banyak restoran akan menggunakan tirai untuk menghormati yang berpuasa.

"Tapi tidak begitu di Jepang. Di Jepang bulan Ramadan terasa seperti rutinitas biasa," ujarnya.

Makanan khas di bulan Ramadan dapat dinikmatinya di Jepang. Cukup banyak warga Indonesia yang mempunyai bisnis jual makanan pasar dan lainnya.  

"Jadi kita tidak susah untuk mendapatkannya," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas