Penjelasan Ilmiah Mengapa Perempuan Dilarang Shalat dan Puasa Saat Haid
Dalam Islam, wanita yang sedang mengalami haid dilarang untuk melaksanakan salat. Apa alasannya?
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Haid atau menstruasi merupakan rutinitas yang dialami wanita dewasa setiap bulan. Ini terjadi karena aktivitas perubahan fisiologis dalam tubuh wanita, yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi.
Dalam Islam, wanita yang sedang mengalami haid dilarang untuk melaksanakan salat. Beberapa pihak menganggap larangan tersebut merupakan bukti bahwa wanita yang sedang haid dalam keadaan kotor dan najis.
Anggapan ini merupakan pemikiran feminis dan tidak berdasar. Hal ini membuat wanita seperti dosa saat mereka mengalami siklus alami tubuh.
Padahal larangan melaksanakan salat ketika haid bertujuan untuk kesehatan wanita itu sendiri.
Islam berpandangan bahwa wanita yang sedang haid tetap suci dan bersih layaknya wanita umum lainnya, yang kotor dan najis adalah darah yang keluar saat haid, sehingga orang yang sedang haid tidak perlu dijauhi.
Rasulullah bersabda, sesungguhnya mukmin itu tidak najis.” (HR. Al-Bukhari)
“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu kotoran”…. (Al-Baqarah: 222)
Larangan Islam terhadap wanita haid untuk melaksanakan shalat inipun mendapat tanggapan miring.
Ada yang mengatakan bahwa haid diciptakan baik adanya agar dapat mengetahui tingkat kesuburan dan berguna untuk membersihkan darah dan tubuh.
Selain itu juga bisa membersihkan area reproduksi dari berbagai bakteri, serta mengeluarkan kelebihan zat besi dari dalam tubuh.
Jelas sekali tidak ada hubungannya dengan salat dan puasa.
Namun ilmu pengetahuan dan teknologi menjawab hal itu.
Haid sangat ada hubungannya dengan kegiatan salat yang diwajibkan dalam Islam.
Allah SWT tidak mungkin melarang wanita untuk salat dan tidak boleh puasa tanpa alasan.