Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Musala Peninggalan Pendiri Muhammadiyah Ini Pernah Salah Kiblat

Kampung Kauman sebagai tempat kelahiran Muhammadiyah memiliki peninggalan dari Sang Pendiri Muhammadiyah Kiai Ahmad Dahlan berupa Langgar/ Musala.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Musala Peninggalan Pendiri Muhammadiyah Ini Pernah Salah Kiblat
Tribun Jogja/Hamim Thohari
Kampung Kauman sebagai tempat kelahiran Muhammadiyah memiliki peninggalan dari Sang Pendiri Muhammadiyah Kiai Ahmad Dahlan berupa Langgar/Musala. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Hamim Thohari

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Kampung Kauman sebagai tempat kelahiran Muhammadiyah memiliki peninggalan dari Sang Pendiri Muhammadiyah Kiai Ahmad Dahlan berupa Langgar/ Musala.

Musala tersebut berada di kompleks rumah yang dahulunya ditinggali Ahmad Dahlan bersama kelurganya.

Langgar Kiai Ahmad Dahlan sebenarnya dibangun oleh Haji Abu Bakar ayah dari Ahmad Dahlan. Abu Bakar merupakan ulama dan salah satu Khatib di Masjid Gede Kauman.

Pada masa itu setiap Ulama jika mempunyai tanah yang luas di sekitar rumahnya pasti akan membangun langgar.

Dijelaskan oleh Ahmad Nafi’an, selaku cicit Kiai Ahmad Dahlan, Musala tersebut dibangun setelah tahun 1868 Masehi.

“Musala tersebut dibangun oleh Haji Abu Bakar setelah kelahiran Ahmad Dahlan,” terang Ahmad Nafi’an.

Berita Rekomendasi

Banyak cerita dari Langgar Ahmad Dahlan tersebut, dari pernah dirobohkan oleh masyarakat hingga menjadi cikal bakal berdirinya Organisasi Muhammadiyah.

Langgar Ahmad Dahlan saat ini berbentuk bangunan dua lantai. Dahulu pada pertama kali pembuatanya hanya memiliki satu lantai.

“Pada tahun 1889 dan 1903 Kiai Ahmad Dahlan pergi ke Mekah untuk mendalami tentang Islam. Setelah kembali dari Mekah Kiai Ahmad Dahlan mencoba untuk merubah arah kiblat yang ada di Masjid Gede Kauman yang dianggapnya kurang tepat”, ungkap Ahmad Nafi’an.

Karena dalam usaha merubah arah kiblat masjid Gede Kauman mendapat pertentangan, maka Ahmad Dahlan merubah arah kiblat langgar yang ada di rumahnya.

Usaha tersebut juga mendapat tentangan dari warga sekitar tempat tinggal Ahmad Dahlan.

Akhirnya masyarakat merobohkan langgar Ahmad Dahlan dengan alasan menyalahi arah kiblat yang telah ada. Setelah dirobohkan, langgar tersebut dibangun kembali oleh Kiai Ahmad Dahlan.

Selain sebagai tempat beribadah, dahulunya langgar ini digunakan Kiai Ahmad Dahlan dalam menyiarkan ajarannya dan sebagai tempat belajar bagi anak-anak sekitar kampung Kauman.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas