Berlomba-Lomba Mencari Pahala Ramadan Lewat Pesantren Kilat
Ratusan santri dari berbagai usia mengikuti pesantren kilat di Masjid Miftahulfalah, Jalan Gedebage Selatan, Bandung, Rabu (8/6/2016) sore.
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ratusan santri dari berbagai usia mengikuti pesantren kilat di Masjid Miftahulfalah, Jalan Gedebage Selatan, Bandung, Rabu (8/6/2016) sore.
"Mereka warga sekitar Kecamatan Gedebage dan Kecamatan Rancasari yang mau mengikuti pesantren pasaran atau seperti pesantren kilat," ujar H Agus Ahmad Syakur, Ketua Panitia Pesantren Kilat Masjid Miftahulfalah, kepada Tribun Jabar.
Pesantren pasaran telah dimulai sejak Sabtu (5/6/2016). Sebanyak 380 peserta mengikuti kegiatan yang diisi pengajian, hapalan Alquran, tafsir kitab kuning, dan lainnya.
"Kegiatan itu disesuaikan dengan kemampuan dan usianya," kata Agus.
Kegiatan pesantren pasaran dibagi beberapa kelompok, mulai dari kelas persiapan, kelas dasar, kelas menengah, kelas lanjutan, dan kelas pasar.
Kegiatan ini dilakukan setelah salat Asar sampai pukul 17.15 WIB. Khusus usia 15 tahun ke atas akan mengikuti kegiatan tambahan setelah salat Tarawih sampai pukul 22.15 WIB.
"Ini tahun keenam kami menggelar pesantren pasaran ini. Alhamdulillah antuisias masyarakat selalu meningkat tiap tahunnya," sambung Agus.
Pesantren pasaran akan berakhir pada 24 Juni 2016. Sebelum berakhir, para peserta akan mengikuti ujian terlebih dulu. Nantinya mereka akan mendapatkan sertifikat telah mengikuti pesantren.
"Nanti juga ada lomba yang dilaksanakan dua hari di akhir kegiatan pesantren pasaran. Selain itu juga ada nonton bareng dan malam pentas seni," ujar Agus.
Meski telah berlangsung Sabtu kemarin, masyarakat yang ingin bergabung dipersilakan. Syaratnya, calon peserta hanya membayar uang iuran Rp 30 ribu untuk 20 hari selama kegiatan pesantren.
"Kegiatan ini untuk masyarakat kembali merasakan kembali suasana Ramadan. Karena saat ini suasana Ramadan itu hanya terasa di masjid saja. Di luar masjid sudah berbeda," ujar Agus.