Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Setelah 80 Tahun, Tradisi Bubur India di Masjid Pekojan Semarang Masih Lestari

Ada tradisi saat Ramadan yang masih lestari di Masjid Jami Pekojan Semarang sejak 80 tahun silam.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Setelah 80 Tahun, Tradisi Bubur India di Masjid Pekojan Semarang Masih Lestari
tribunjateng/dok
Bubur India di Masjid Pekojan Kota Semarang 

Laporan Tribun Jateng Rahdyan Trijoko Pamungkas

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG- Ada tradisi saat Ramadan yang masih lestari di Masjid Jami Pekojan Semarang sejak 80 tahun silam.

Berawal dari kedatangan Syekh Latief ke Semarang sebagai seorang mubaligh (pendakwah agama Islam).

Syekh dari dari Gujarat India tersebut tinggal di Masjid Pekojan dan menikah dengan penduduk pribumi.

"Setelah menikah dengan kaum pribumi membuat bubur untuk buka puasa," tutur sesepuh Masjid Jami Pekojan Anas Salim Harun menuturkan awal mula pembuatan bubur berasal dari

Awal mulanya bubur India diproduksi hanya untuk 20 hingga 30 porsi. Lama kelamaan Peminat bubur tersebut semakin banyak.

Masjid Pekojan membuat 200 sampai 250 porsi. Pihak Masjid kuwalahan dalam membuat bubur. Maka dimintalah donasi untuk membuat bubur ke warga yang mampu.

Berita Rekomendasi

"Syekh dari Gujarat tersebut datang membuat bubur sejak 80 tahun yang lalu," tuturnya.

Anas menyebutkan ciri khas bubur India berwarna kekuningan. Penikmat bubur tidak hanya dari jamaah Masjid Pekojan.

Bubur tersebut dapat dinikmati seluruh daerah. Ia menyebutkan bubur dapat dinikmati untuk umum.

"Penikmat dari luar kota juga. Sekarang tidak hanya bubur saja yang disajikan. Ada kurma, air zam zam da buah semangka," tuturnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas