Pembuatan Al Quran dengan Terjemahan Jawa Sempat Jadi Kontroversi
Untuk misi dakwah Islami, Keraton Kasunanan Surakarta pada masa pemerintahan Pakubuwono X membuat kitab terjemahan Al Quran.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Bayu Ardi Isnanto
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Untuk misi dakwah Islami, Keraton Kasunanan Surakarta pada masa pemerintahan Pakubuwono X membuat kitab terjemahan Al Quran.
Terjemahan Al Quran itu ditulis dalam bahasa Jawa, juga dengan aksara Jawa.
Menurut petugas penerjemah di Museum Radya Pustaka Surakarta, pada masa itu, pembuatan buku terjemahan pernah menjadi kontroversi.
Beberapa kalangan khawatir akan adanya perbedaan makna jika ditulis dengan bahasa Jawa.
Namun kemudian dr Radjiman Mangun Husada menengahi hingga konflik mereda.
"Dia mengatakan, tujuan alih bahasa ini tak lain hanya supaya masyarakat Jawa pada saat itu mengerti makna Al Quran dan untuk dakwah Islam sehingga tidak ada yang perlu dipermasalahkan lagi," kata Totok, Jumat (10/6/2016).
Alquran terjemahan Jawa itu saat ini disimpan di dalam Museum Radya Pustaka di Jl Slamet Riyadi Solo.
Kitab tersebut ditulis dalam tiga jilid.
Tiap jilid berisi 10 juz Alquran.(*)