Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Masjid Al-Munada Darussalam Baiturrahman Berawal Dari Inspirasi Kisah Nabi Nuh

Salman (47) warga yang tinggal sekitar area masjid menyatakan, pendiri Masjid Perahu sangat terinspirasi oleh kisah Nabi Nuh.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Masjid Al-Munada Darussalam Baiturrahman Berawal Dari Inspirasi Kisah Nabi Nuh
TRIBUNNEWS.COM
Masjid Perahu Al-Munada Darussalam Baiturrahman di Jakarta Selatan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Jakarta ternyata banyak masjid yang menyimpan sejuta pesona.

Masjid Perahu atau yang memiliki nama asli Masjid Agung Al-Munada Darussallam Baiturrahman merupakan salah satu masjid unik yang wajib Anda kunjungi.

Terletak di Jalan Casablanca, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan, masjid ini tersembunyi di balik dua gedung apartemen Casablanca. Akses jalan masuk menuju Masjid Perahu hanya dapat dilalui dengan motor.

Beberapa pohon yang berada di samping masjid membuat daerah bagian luar masjid sejuk. Pada sisi kiri masjid terdapat bangunan yang menjadi icon dari masjid yang didirikan oleh KH Abdurrahman Massum pada awal tahun 1960-an. Bangunan berbentuk perahu tersebut sekaligus menjadi toilet dan tempat wudu perempuan.

Salman (47) warga yang tinggal sekitar area masjid menyatakan, pendiri Masjid Perahu sangat terinspirasi oleh kisah Nabi Nuh.

“Yang saya dengar seperti itu. Soalnya itu cerita turun temurun, Ayah saya diceritainnya begitu juga, dulu sama kakek saya,” ungkap Salman kepada Warta Kota, belum lama ini.

Sisi depan sebelum memasuki bagian dalam ruangan, terdapat fosil kayu jati yang sengaja diletakkan di tengah sebagai tempat duduk. Bagian dalam yang merupakan bagian inti, hanya berukuran 10m x10m. Mimbar di masjid itu dipenuhi dengan hiasan ukiran kayu jati.

BERITA REKOMENDASI

Bagian paling ujung merupakan perpustakaan masjid yang menyimpan Al-Quran raksasa dengan ukuran 2m x 1,5 m dan memiliki ketebalan 30cm. Yang lebih menarik perhatian adalah Al-Quran tersebut dikelilingi oleh lebih dari 15 batu giok. Batu-batu giok berukuran besar tersebut memiliki warna yang sangat beragam mulai dari hijau, merah jambu, hitam, coklat dan biru.

“Konon, dulu batu-batu itu jadi bagian dari ritual KH Massum karena beliau dulu juga merupakan tokoh tarekat,” tutur Salman. (m8)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas