Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Ada Kakbah di Masjid Alfatih Al Ashar Makassar

Masjid Alfatih Al Anshar menarik bukan karena menara jangkung dan kubahnya, tapi di sisi bangunan ada replika Kakbah lengkap dengan Hajar Aswad tiruan

Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Y Gustaman
zoom-in Ada Kakbah di Masjid Alfatih Al Ashar Makassar
Tribun Timur/Fahrizal Syam
Masjid Alfatih Al Anshar berdiri di bilangan Jalan Paccinang Raya, Kelurahan Tello, Kecamatan Panakukang, Makassar, Sulawesi Selatan. Foto diambil pada Senin (13/6/2016). 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Masjid Alfatih Al Anshar berdiri di bilangan Jalan Paccinang Raya, Kelurahan Tello, Kecamatan Panakukang, Makassar, Sulawesi Selatan.

Bangunan masjid ini tak seperti pada umumnya, memiliki kubah besar ataupun menara jangkung. Justru keunikan masjid ini tak dimiliki masjid lain.

Salah satu sudut bangunan Masjid Alfatih Al Anshar dibentuk menyerupai bangunan suci di Kota Mekkah, Kakbah. Bangunan itu melekat di dinding sebelah timur masjid, lebar tujuh meter, tinggi 12 meter, lengkap dengan Hajar Aswad di sudutnya.

Masjid Alfatif Al Anshar mulai digunakan setahun lalu atau sepekan sebelum bulan suci Ramadan 2015. Pendirinya adalah Mustamin Anshar, konsultan keuangan pajak yang sangat mencintai masjid dan Kakbah.

Nama Masjid Alfatih Al Ashar ia ambil dari gabungan nama cucunya, Mustamin dan nama akhirnya.

Ustaz Harun Khahar, seorang imam masjid yang ditemui Tribun Timur, Senin (13/6/2016), menceritakan sejarah berdirinya masjid sehingga memiliki 'separuh' Kakbah.

BERITA REKOMENDASI

"Waktu itu pendiri masjid ini, Pak Mustamin Anshar, beribadah di tanah suci Mekkah. Saat ibadah itu beliau mendapat hidayah. Ia merasa nikmat dan nyaman saat berada di dekat Kakbah," cerita Harun.

Pulang ke Tanah Air, Mustamin memutuskan mendirikan sebuah masjid dengan memberi sentuhan Kakbah agar selalu merasa berada di Masjidil Haram.

Masjid ini berdiri di atas lahan seukuran 20x20 meter persegi yang Mustamin menangkan dari proses lelang oleh perbankan.

Putra bungsunya, Muhammad Akbar Wisudawan, dipercaya untuk mendesain masjid tersebut. Tak kurang dari setahun hingga akhirnya masjid dapat berdiri.

Konsep Masjid Alfatih, imbuh Harun, adalah alam semesta dan ruang angkasa. Maka tak heran interior masjid dapat ditemukan hal-hal yang berhubungan dengan alam semesta.

Interior yang dimaksud Harun adalah ada bentuk lingkaran batu besar yang memiliki tulisan lafaz Allah, yang menggambarkan bumi tempat manusia hidup sebagai khalifah.

Seluruh interior di Masjid Al Fatih juga memiliki makna tersendiri seperti jumlah pintunya sebanyak 17 buah yang melambangkan jumlah rakaat salat.

Ada juga bentuk lonjong seperti telur di dekat mimbar yang dimaknai sebagai "malebu tello" artinya kita harus memiliki tekad yang bulat dalam menyembah Allah.

Sedangkan sembilan pilar yang menopang bangunan diartikan sebagai bulan Ramadan yang merupakan bulan ke sembilan dalam penanggalan Hijriah.

Di lantai dua masjid, di salah satu sudutnya ada relief pohon besar dengan daun lebat. Di tiap daun tertulis asmaul husna. "Pohon tersebut dimaknai sebagai kebaikan yang terus menjalar," kata dia.

Gaya arsitektur masjid ini memadukan budaya lokal dan memiliki tiga imam yang secara bergantian memimpin salat jemaah. Mereka adalah Ustaz Wahyu Bastani Al Banjari, Ustaz Syakir Syam, dan Ustaz Harun Khahar.

Sang pendiri masjid, Mustamin Anshar, memang dikenal sangat mencintai Kakbah. Ia juga membangun miniatur kakbah di salah satu rumahnya.

"Saking cintanya dengan Tanah Suci dan Kakbah, beliau hampir setiap tahun memboyong keluarganya untuk ibadah haji maupun umrah," jelas dia.

Tak hanya Masjid Alfatih Al Ashar, Mustamin tercatat membangun beberapa masjid di lokasi lain. Dalam waktu dekat ia akan membangun sebuah asrama khusus hafiz Alquran dan rumah imam yang tak jauh dari Masjid Al Fatih.

Tempat Wisata Religi

Selain tempat beribadah, Masjid Alfatih Al Ashat rupanya juga telah menjadi sebuah tempat wisata religi bagi masyarakat sekitar dan luar daerah.

Harun mengatakan, banyak warga dari beberapa daerah di Indonesia yang sering berkunjung ke masjid tersebut.

"Ini sudah jadi tujuan wisata religi juga, banyak orang dari berbagai daerah di Indonesia seperti dari Kalimantan, Papua, Ambon, Kendari, Palu, dan Kabupaten-kabupaten lain di Sulsel," ujar Harun.

Keamanan dan kebersihan masjid juga menjadi perhatian utama pengelola masjid. Belasan kamera pengawas terpasang di sejumlah sujud.

Tak hanya itu, ia juga sangat berhati-hati dengan pemahaman masyarakat yang mungkin saja bergeser melihat adanya bentuk kakbah di masjid tersebut.

"Kita jaga, jangan sampai ada yang ibadah khusus di sini, apalagi melihat ada Hajar Aswad di situ," kata dia sambil menegaskan masjid ini terbuka untuk masyarakat.

Sumber: Tribun Timur
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas