Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Makna Silaturrahim di Bulan Ramadan

Silaturahmi pada Ramadan sangat mudah dilakukan dengan alasan keagamaaan yang kuat tanpa harus merasa kehilangan harga diri.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Makna Silaturrahim di Bulan Ramadan
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Umat Islam melaksanakan salat tarawih berjamaah pertama menyambut datangnya Ramadan 1437 H di Mesjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Minggu (5/6/2016) malam. Pemerintah melalui Kementerian Agama menetapkan awal Ramadlan 1437 H jatuh pada Senin, 6 Januari 2016. Penetapan ini disampaikan Menag dalam jumpa pers seusai memimpin Sidang Itsbat awal Ramadan di Kantor Kemenag, Jakarta, Minggu (5/6/2016) petang. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

KH. Cholil Nafis, Ph.D., KH. Cholil Nafis, Ph.D, Ketua Komisi Dakwah Dan Pengembangan Masyarakat MUI Pusat 

TRIBUNNEWS.COM - Selain menyandang bulan penuh hikmah, bulan suci Ramadan bisa disebut sebagai bulan silaturahmi. Bulan di mana semangat menyambung persaudaraan biasa dilakukan oleh umat Islam, khususnya Muslim Indonesia. Bulan Ramadan bukan hanya sebagai sarana meningkatkan ibadah secara vertikal, tetapi juga ibadah secara horizontal.

Bulan Ramadan adalah momen menjalin kebersamaan dengan sesama Muslim, seperti salat Tarawih, kuliah subuh, kultum bakda Zuhur, dan sebagainya. Semua itu dibungkus dalam wadah kebersamaan yang dirajut dalam ikatan silaturahmi.

Pada bulan ini, hati seorang Muslim nampak begitu lapang, pemaaf, dan memiliki semangat persaudaraan yang tinggi. Tidak salah jika Ramadan adalah bulan silaturahmi, yaitu saat-saat kita sangat terbuka untuk menjalin hubungan sosial yang renggang, jauh, atau bahkan terputus.

Silaturahmi pada Ramadan sangat mudah dilakukan dengan alasan keagamaaan yang kuat tanpa harus merasa kehilangan harga diri.

Apa makna silaturahmi di bulan Ramadan? Sebenarnya silaturahmi memiliki makna spesifik. Dalam nash Alquran dan Hadits begitu banyak yang mengulas topik tentang ini. Salah satu hadits Nabi Muhammad saw. yang populer d iantaranya adalah: “Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada salat dan puasa?” Sahabat menjawab, “Tentu saja!” Rasulullah pun kemudian menjelaskan, “Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan ukhuwah di antara mereka, (semua itu) adalah amal saleh yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan.” (HR. Bukhari-Muslim).

Pesan nabi soal silaturahmi menunjukkan betapa seseorang yang mendamaikan (juru damai) antara saudara yang sedang bertengkar atau berselisih sangat diapresiasi dalam bentuk pemberian pahala yang lebih besar oleh Allah SWT, dibandingkan ibadah ritual seperti salat dan puasa. Artinya, keberadaan kita sebagai makhluk sosial harus memberikan manfaat kepada orang lain.

Berita Rekomendasi

Sebagai makhluk sosial kita pasti membutuhkan interaksi dengan sesama. Kita tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri karena kita menjalankan peran dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaan.

Sebagai manusia kita tidak dapat menyadari individualitas kecuali melalui medium kehidupan sosial. Esensi kita sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah kesadaran tentang status dan posisi dalam ranah kehidupan bersama, serta bagaimana tanggungjawab dan kewajibannya di dalam kebersamaan.

Nah, untuk menjalankan fungsi sosialnya secara maksimal, Islam menyediakan cara yang disebut dengan silaturahmi. Pelaksanaan silaturahmi akan menemukan pemaknaan puncaknya saat dilakukan oleh seseorang yang sedang menjalankan ibadah puasa.

Terlebih lagi ibadah puasa mengandung dimensi sosial yang sangat tinggi, dimana “rasa lapar dan haus” harus direfleksikan dalam bentuk kepedulian (caring) kepada sesama dalam berbagai bentuknya, seperti saling memaafkan, berkunjung, menyambungkan ikatan persaudaraan yang terputus, menyenangkan sesama berupa pemberin sedekah atau hadiah, dan lainnya. Khusus untuk silaturahmi dijanjikan akan mendapatkan usia yang panjang dan karunia rejeki yang senantiasa bertambah.

Jadi, makna silaturahmi yang dilakukan pada Ramadan selain akan menumbuhkan semangat individu dalam memaknai kehidupan sosialnya dengan ikatan spiritual, juga akan mendapatkan kepuasan batin, bahwa kehidupan bersama harus tetap dijaga, dipupuk, distimulasi, dan dikembangkan dalam beragam ekspresi keberagamaan, seperti buka puasa bersama, salat Tarawih berjemaah, santunan melalui bazaar murah, dan sebagainya.

Intinya adalah, silaturahmi di bulan Ramadan akan mandapatkan dua keuntungan sekaligus, untung secara spiritual dengan limpahan pahala yang besar, juga untung secara sosial (horizontal) karena akan sehat mental, panjang umur, dan bertambahnya rejeki. Mari bersilaturahmi.         

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas