Surono, Pemecah Batu yang Hidupi 65 Anak Yatim
"Saya jatuh karena bebatuan itu, saya pikir dan termenung mungkin inilah jalan Yang Maha Kuasa untuk saya dalam memperoleh rezeki."
Editor: Choirul Arifin
Sambil meraba ada apa yang membuat dirinya terjatuh, Rono merasakan bahwa itu adalah sisa-sisa batako pecah di toko bangunan.
"Saya jatuh karena bebatuan itu, saya pikir dan termenung mungkin inilah jalan Yang Maha Kuasa untuk saya dalam memperoleh rezeki," ujarnya.
Keesokan harinya Rono mulai berhenti berdagang. Rutinitasnya sehari-hari sekarang sebagai pemecah batu bata sisa-sisa di depan toko bangunan, yang terletak di sekitaran Cipinang.
Dengan palu sebagai alat kejanya setiap pagi ia datang menuju lokasi tempat mencari nafkah, sisa batu bata dan batako yang sudah rusak dan tidak dijual ia hancurkan perlahan hingga halus dan dimasukkan dalam karung.
"Saya sekarang mencari berkahnya saja, jam 7 pagi saya mulai pecah batu dan jam 11 pulang sholat makan, nanti abis Ashar sampai jam 5 kerja lagi" ujar Rono.
Batu bata dan batako itu ia haluskan perlahan, dengan 'indra' penglihatan yang tak ada, ia cukup terampil dalam memecahkan batu, dihancurkan satu per satu hingga menjadi keping-keping kecil.
Batu-batu kecil itu dia masukkan dalam karung. Satu karungnya seberat 50 kilogram.
Dengan pekerjaannya itu, Rono selalu bersyukur, bahwa dia masih bisa mencari nafkah dan tidak mengemis.
Selain itu, puluhan tahun mendambakan keturunan namun juga didapat, Rono masih berprasangka baik kepada Allah.
Di tengah-tengah keterbatasannya, Rono kini amat bahagia karena menjadi anak-anak asuh yatim piatu di sekitarnya.
Bermula hanya 2 orang anak yatim, kini Rono memiliki 65 anak yatim, semuanya sangat dekat dengan dirinya.
Ketika berkumpul dan bertegur sapa setiap anak yang datang pasti bersalaman dengan Rono.
"Dulu cuma sedikit, cuma ada dua orang, tapi Alhamdulillah sekarang bisa berbagi," ucapnya.
Rono selalu memberikan nasihat dan doa-doa terbaik pada anak yatimnya agar mereka kelak menjadi orang yang berguna dan berakhlak mulia terhadap diri sendiri dan juga kepada sesama.