Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Kolak Pemicu Badan Jadi Gendut Selama Puasa

Kolak itu mengandung gula dan karbohidrat yang tinggi sehingga penyerapan ke tubuh cepat dan menaikan gula darah.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Kolak Pemicu Badan Jadi Gendut Selama Puasa
TRIBUNNEWS.COM

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ketika menjalankan puasa Ramadan, banyak yang mengeluh karena berat badannya justru mengalami peningkatan.

Mengapa demikian?

Ahli Gizi Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Ides Haeruman Taufik berpendapat, di Indonesia karakter di sahur itu makanannya saayana (seadanya), sedangkan buka puasa itu sadayana (semuanya) dimakan.

"Itu yang jadi permasalahan karena penyerapan protein tidak optimal," kata Ides.

Secara penelitian, penyerapan protein itu mencapai 30 persen kalau pada saat tidak puasa. Tapi pada saat puasa penyerapan protein itu mencapai 85 persen.

"Hal itu bisa dilihat dari seringnya buang besar. Ketika puasa itu seharusnya jumlah kotorannya sedikit, berbeda ketika tidak puasa yang kotorannya lebih banyak," ujar Ides

Berita Rekomendasi

Salah satu yang menjadi pemicu meningkatkan berat badan adalah jenis makanan saat buka puasa seperti kolak.

Menyantap kolak sebagai menu takjil ternyata tidak disarankan. Apa alasannya?

Ides mengatakan, kolak itu mengandung gula dan karbohidrat yang tinggi sehingga penyerapan ke tubuh cepat dan menaikan gula darah.

Selain itu, sumber karbohidrat yang tinggi juga mengakibatkan kejutan terhadap perut sehingga menghasilkan banyak asam lambung.

"Dengan begitu, tuntutannya makan lebih banyak lagi (cepat lapar. Red). Makanya sesuai sunnah Rasul berbukalah dengan buah manis seperti kurma," ujar Ides kepada wartawan di RSHS Bandung, Jalan Pasteur nomor 38, Kota Bandung, Selasa (14/6/2016).

Ides mengatakan, hal itu lah yang memicu berat badan meningkat meski telah menjalankan puasa selama sebulan penuh.

Sebab kelebihan zat gizi yang disantap itu hanya menjadi lemak. Sementara secara teori, proses metabolisme kandungan lemak itu selama sembilan jam.

Sedangkan jarak waktu ketika buka puasa dengan istirahat malam itu hanya berkisar empat.

"Dengan proses metabolisme hanya empat jam itu, sisa lemak menumpuk di dalam tubuh sehingga kolesterol tinggi. Makanya lebih baik berbuka dengan menu makanan yang simpel dan yang dibutuhkan energi untuk sampai jam 22.00," ujar Ides. (cis)

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas