Tentu baik adanya, bahwa segala kegiatan kita berpijak kepada hadits yang shohih. Namun, ketika timbul masalah dalam hal ini, maka lakukanlah apa yang diyakini.

Sekali lagi, doa berbuka puasa sifat sunnah, dan melakukannya adalah suatu yang diyakini baik dan berpahala, walau tidak harus persis dengan apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW.

Kami sangat menghargai usaha kerja keras Bapak dalam berusaha mencari sumber yang shohih.

Namun, harus diakui bahwa kami tidak dalam posisi untuk mentarjih beberapa sumber yang Bapak tulis di atas.

Terakhir, jika dilihat dari segi bahasa bahwa doa-doa tersebut ada yang menggunakan fi’il mudhari’ dan ada yang menggunakan fi’il madhiy, atau sesuatu yang sudah berlalu.

Maka, bila doa tersebut menggunakan fi’il mudhari’, dapat difahami bahwa membacanya sebelum membatalkan buka puasa, namun bila menggunakan fi’il madhiy, maka doa tentulah doa tersebut dibaca sesudah membatalkan puasa.

Wallahu a’lam bisshowab.

Dr. Muhammad Akhyar Adnan, MBA., Ak (Dewan Pengawas LAZISMU)