Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Mewarisi Silaturahim

Kaum muslim sangat ditekankan memelihara silaturahim. Keuntungan di balik silaturahim, antara lain memperluas rizki dan memperpanjang usia.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Mewarisi Silaturahim
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di Tol dalam kota menuju Tol Cikampek, di Kawasan Jakarta, Jumat (1/7/2016). Pergerakan arus mudik lebaran mulai tampak di sejumlah pintu dalam kota menuju Jawa. pemudik yang menggunakan angkutan umum darat, laut dan udara, sesuai data Kemenhub diprediksi mencapai 17,6 juta jiwa. Sedangkan pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi diprediksi sebanyak 2,4 juta kendaraan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Dr Mutohharun Jinan, Dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta

TRIBUNNEWS.COM - Kaum muslim sangat ditekankan memelihara silaturahim. Ada banyak keuntungan di balik silaturahim, antara lain memperluas rizki dan memperpanjang usia. Sebaliknya, gagal memelihara silaturahim risikonya adalah gagal masuk surga. Demikian Sabda Rasulullah SAW.

Adalah hal biasa menjalin silaturahim dengan saudara kandung, kerabat, rekan bisnis, dan teman-teman sejawat atau teman seusia. Islam juga mengajarkan silaturahim itu tidak sebatas teman dekat atau sudara kandung. Lebih dari itu, silaturahim terus diwariskan secara turun temurun.

Perhatikan pesan dalam hadis berikut. "Sesungguhnya kebajikan yang utama ialah apabila seorang anak melanjutkan hubungan (silaturrahim) dengan keluarga sahabat baik ayahnya." (HR. Muslim).

Melanjutkan dan menjaga hubungan baik kepada sahabat-sahabat orangtua kita merupakan satu kebajikan utama. Meskipun orangtua telah meninggal kewajiban anak cucunya adalah menjaga hubungan baik dari keluarga sahabat orangtua.

Menjaga silaturahim dapat dilakukan dengan berbagai cara, bisa saling mengunjungi, saling berkirim hadiah, dan lain-lain. Dikisahkan, dalam suatu perjalanan Abdullah bin Umar bersama rombongan bertemu dengan seorang laki-laki. Lalu tanpa banyak kata Abdullah memberi salam kepadanya dan menaikkannya ke atas keledai yang dikendarainya, dan diberinya serban yang sedang dipakainya di kepala.

Melihat aksi cepat Abdullah, anggota rombongan heran dan bertanya, siapa orang desa itu? Jawab Abdullah, bapak orang ini adalah sahabat baik Umar bin Khaththab (ayah Abdullah).

Berita Rekomendasi

Begitulah teladan dari Abdullah bin Umar dalam memberikan penghargaan dan penghormatan kepada keluarga dari sahabat ayahnya. Sungguh kebajikan ini sangat relevan untuk dibudayakan di zaman sekarang ini.

Dahulu orangtua kita mengajarkan agar silaturahim mereka tidak terputus. Penulis masih ingat, ketika masih kecil diajak oleh orangtua berkunjung ke rumah sahabat-sahabatnya. Diperkenalkan dengan anak-anak dan keluarga dari sahabat ayah supaya di kemudian hari persahatan berlanjut ke anak-anaknya.

Cara lain untuk mengikat silaturahim yang mentradisi di masyarakat adalah dengan menikahkan anak-anak mereka, sehingga lebih terjalin persahabatan lantaran hubungan besan. Hubungan besan tentu saja lebih dari sekadar pertemanan biasa. Dalam konteks ini, dapat dipahami bila sebagian pemimpin negeri ini menjalin hubungan sampai ke tahap besanan.

Apakah hikmah dibalik anjuran Rasulullah SAW supaya mewarisi persahabatan para orang tua kita? Hikmah pertama adalah hal itu bagian dari bentuk bakti (biirul walidain) kepada kedua orang. Melanjutkan hal-hal yang positif yang dilakukan orangtua jauh lebih berarti daripada membangun makam, yang mewah sekalipun.

Kedua, memelihara tradisi yang baik bagian dari kebajikan orang Islam. Sebagaimana kaidah bahwa tugas generasi adalah "menjaga kebiasaan lama yang baik dan mengambil kebiasaan yang lebih baik". Dengan begitu silsilah kebajikan akan tetap berjalan dan berkesinambungan.

Ketiga, menjaga geneologi persahabatan itu sangat baik untuk memelihara nilai-nilai perjuangan generasi terdahulu yang biasanya terekam dalam tradisi lisan. Jadi, menjaga silaturahim orangtua pada dasarnya memerlihara dan mewariskan nilai-nilai luhur melalui kisah perjuangan orangtua membangun biduk rumah tangga. Misalnya nilai-nilai ketabahan, kesungguhan, dan etos kerja dalam membesarkan anak-anaknya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas