Nabi 'Nuh' Jadi Inspirasi Pembuatan Masjid Kapal di Cimahi
Berlokasi di Jalan Bapak Ampi Kelurahan Baros, Cimahi, Jawa Barat, terdapat sebuah masjid berukuran sedang dengan desain luar bangunan mirip kapal.
Penulis: Achmad Rafiq
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com Achmad Rafiq
TRIBUNNEWS.COM, CIMAHI - Kapal merupakan alat transportasi yang kerap digunakan untuk menyusuri lautan atau digunakan nelayan untuk mencari ikan di laut.
Lalu bagaimana jika kapal laut berada di darat dan digunakan untuk lokasi beribadah umat muslim?
Berlokasi di Jalan Bapak Ampi Kelurahan Baros, Cimahi, Jawa Barat, terdapat sebuah masjid berukuran sedang dengan desain luar bangunan menyerupai kapal laut.
Bangunan yang berada tepat di tengah-tengah persimpangan jalan Bapa Ampi, Baros itu langsung menyedot perhatian tim Tribunnews.com untuk mencari tahu.
Kami langsung menghampiri bangunan tersebut dan mencari pengelola atau pemilik masjid kapal yang diberi nama Al-Baakhirah.
Menurut salah satu pemilik masjid tersebut, Testa Radenta Budianto mengatakan bangunan itu terinspirasi dengan cerita nabi Nuh yang menyelamatkan umatnya dari bencana dengan sebuah kapal.
"Kita terinspirasi dari kisah nabi Nuh yang menyelematkan umatnya dari bencana dengan perahu besar itu," ujar Testa ketika ditemui Tribunnews.com, baru-baru ini.
Testa menambahkan, almarhum sang ayah, H. Budianto yang merupakan mantan seorang nahkoda kapal juga semakin memperkuat niat keluarga besar, untuk mewakafkan tanahnya untuk dijadikan bangunan masjid berbentuk kapal.
Pantauan Tribunnews.com, ketika memasuki masjid Al Baakhirah tersebut terdapat sebuah foto yang merupakan almarhum H Budianto. Pelampung dan beberapa hiasan bentuk jangkar juga menempel di beberapa dinding masjid.
Sebuah beduk berukuran cukup besar dan replika kapal laut disampingnya juga terdapat di halaman masjid, yang berdekatan dengan pintu masuk ruang salat. Ketika masuk ke ruang salat, terlihat tidak ada perbedaan mencolok dari masjid pada umumnya.
Namun, ketika kami mencoba mengamati lebih dalam detail ruang salat di masjid tersebut, Lantai masjid menggunakan keramik cokelat yang menyerupai kayu. Di tengah mimbar untuk khotbah, terdapat lafadz Allah dengan ukiran kayu mirip jangkar. Sementara untuk ruang panel lampu, didesain layaknya berada di ruang kemudi kapal.
Masjid Al-Baakhirah ini juga tidak menggunakan kubah pada bagian atapnya.
Lalu dari arah depan bentuknya masjid ini bahkan seperti kapal laut yang tengah bersandar di dermaga ada cerobong dan jangkar berwarna putih yang diikat dengan tali besar, dan hiasan bendera warna-warna yang menghiasi masjid kapal tersebut.
"Luas bangunan masjid ini hanya sekitar 110 meter persegi dan luas tanahnya sekitar 200 meter persegi. Jadi kalau untuk dibawah kita hanya bisa memampung sekitar 100 jamaah, tapi kalau lantai atas dan pelataran masjid dipakai, bisa lah sampai 200 jamaah," kata Testa.
Bangunan yang baru diresmikan pada bulan Mei 2016 kemarin juga tidak hanya dijadikan sebagai sarana untuk beribadah. Tapi ada juga beberapa orang yang mengabadikan momen dengan latar belakang masjid kapal tersebut.
Selain untuk mengenang almarhum yang bercita-cita ingin membangun masjid, sejumlah kegiatan ibadah juga dilakukan untuk masyarakat setempat dan pengunjung, seperti pengajian ibu-ibu, kegiatan hari besar keagamaan, serta sarana belajar agama bagi anak-anak dan remaja.