Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Maksiat-maksiat yang Masih Sering Terjadi Saat Bulan Ramadhan

Karena di bulan Ramadhan inilah kita dituntut untuk memperbanyak amal shalih selain berpuasa, seperti perbanyak shodaqoh

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Maksiat-maksiat yang Masih Sering Terjadi Saat Bulan Ramadhan
Banjarmasin Post/Yayu Fathilal
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM -- Datangnya Bulan Ramadhan tentu akan disambut dengan sukacita oleh seluruh muslim di dunia tak terkecuali di Indonesia.

Karena di bulan Ramadhan inilah kita dituntut untuk memperbanyak amal shalih selain berpuasa, seperti perbanyak shodaqoh, membaca Al Qur'an, Shalat tarawih berjamaah dan berbagai shalat sunnah lainnya.

Seperti Firman Allah Ta'ala:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.” (QS. Al Baqarah: 185)

Begitu banyaknya manfaat dan besarnya pahala yang akan kita terima dibulan Ramadhan ini.

Karena segala kebajikan yang telah kita lakukan akan mendapat pahala yang berlipat lipat dari Allah Ta'ala dan pada bulan inilah pintu neraka akan ditutup dan setan akan dibelenggu.

Berita Rekomendasi

Juga dalam hadits lainnya, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِى مُنَادٍ يَا بَاغِىَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِىَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ

“Pada malam pertama bulan Ramadhan setan-setan dan jin-jin yang jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satu pun pintu yang terbuka dan pintu-pintu surga dibuka, tidak ada satu pun pintu yang tertutup, serta seorang penyeru menyeru: “Wahai yang mengharapkan kebaikan bersegeralah (kepada ketaatan), wahai yang mengharapkan keburukan/maksiat berhentilah”. Allah memiliki hamba-hamba yang selamat dari api neraka pada setiap malam di bulan Ramadhan.” (HR. Tirmidzi, no. 682 dan Ibnu Majah, no. 1642. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Syaikh Ibrahim bin ‘Amir Ar Ruhaili hafizahullah dalam kitab Tajridul Ittiba’ (hlm. 118) mengatakan,

“Dalil ini menunjukkan keutamaan seluruh amalan kebaikan yang dilakukan di bulan Ramadhan, lebih-lebih lagi amalan qiyam Ramadhan (shalat tarawih) setelah puasa wajib.”

Memang terbukti bahwa kebaikan akan semangat kita lakukan, sedangkan maksiat akan semakin berkurang ketika masuk bulan Ramadhan.

Seperti itu kenyataannya.

Namun demikian maksiat masih saja terjadi di bulan Ramadhan.

Di sekitar kita masih terjadi tindak pencurian, perselingkuhan, perzinahan bahkan pembunuhan hingga dosa terbesar yaitu kesyirikan masih saja ada.

Kenapa demikian?

Hal ini telah dijelaskan oleh Abul ‘Abbas Al-Qurthubi rahimahullah diantaranya:

1. Setan diikat dari orang yang menjalankan puasa yang memperhatikan syarat dan adab saat berpuasa.

Adapun yang tidak menjalankan puasa dengan benar, maka setan tidaklah terbelenggu darinya.

2. Seandainya pun kita katakan bahwa setan tidak mengganggu orang yang berpuasa, tetap saja maksiat bisa terjadi dengan sebab lain yaitu dorongan hawa nafsu yang selalu mengajak pada kejelekan, adat kebiasaan dan gangguan dari setan manusia.

3. Bisa juga maksudnya bahwa setan yang diikat adalah umumnya setan dan yang memiliki pasukan sedangkan yang tidak memiliki pasukan tidaklah dibelenggu.

Intinya maksudnya adalah kemaksiatan itu berkurang di bulan Ramadhan bila dibandingkan dengan bulan lainnya. (Al-Mufhim lima Asykala min Takhlis Kitab Muslim, 3: 136)

Kalau kebaikan akan berlipat pahalanya jika dilakukan di bulan Ramadhan, bagaimana dengan maksiat, apakah semakin besar dosanya?

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan dalam Syarh Al-Mumthi’,

“Kebaikan bisa berlipat, dosa pun demikian dilihat dari tempat dan waktu. Kebaikan itu berlipat dilihat dari kammiyah (kuantitas atau jumlah) dan kayfiyah (kualitas). Adapun dosa berlipat-lipat dilihat dari kayfiyah (kualitas), bukan dari kammiyah (kuantitas). [Maksudnya: dosa tidak dilipatgandakan dari sisi jumlah, namun dipandang dari sisi besarnya].”

Jika kita sudah tahu besarnya dosa yang dilakukan di bulan Ramadhan karena Ramadhan itu bulan suci, maka ada beberapa contoh maksiat di bulan Ramadhan yang masih terus dilakukan oleh orang yang berpuasa:
1. Mudah meninggalkan shalat, seperti shalat Shubuh karena sehabis sahur langsung tidur.

2. Laki-laki masih malas shalat berjamaah di masjid.

3. Perempuan enggan berjilbab bahkan terus-terusan memakai pakaian seksi dan ketat saat puasa.

Padahal mengumbar aurat itu dosa besar, menjadikan puasa sia-sia.

Bagi kita diharapkan mengingatkan wanita terdekat kita (istri dan puteri kita) untuk berjilbab dan menutupi aurat, moga Allah memberi hidayah.

4. Muda-mudi jalan berdua dengan kekasihnya (pacarnya) hingga ngabuburit menunggu buka dengan pacar. Pacaran itu jalan menuju zina atau zina kecil-kecilan.

5. Membicaran jelek orang lain (ghibah) walau itu nyata ada pada orang lain, hingga suka memfitnah (menuduh jelek orang lain tanpa bukti).

6. Mementingkan buka puasa bersama dengan teman atau rekan kerja dibandingkan shalat Maghrib, bahkan shalat sampai ditinggalkan. Ingat, meninggalkan satu shalat saja, itu akan menghapus amal.

Dari Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَرَكَ صَلاَةَ الْعَصْرِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ

“Barangsiapa meninggalkan shalat Ashar, maka terhapuslah amalannya” (HR. Bukhari, no. 594).
Di antara maksud hadits sebagaimana kata Ibnul Qayyim dalam kitabnya Ash-Shalah adalah akan menghapus amalan pada hari tersebut."

Jika demikian, apakah puasa orang yang meninggalkan shalat walau satu saja jadi diterima? Silakan direnungkan.

Dan ingat, yang namanya maksiat akan menghancurkan pahala orang yang berpuasa walau secara hukum puasa tetap sah selama yang dilakukan bukan pembatal puasa.

Moga kita dimudahkan oleh Allah untuk menjauhi segala macam maksiat di bulan Ramadhan dan waktu seterusnya.

Semoga kita dimudahkan oleh Allah menjadi lebih baik selepas Ramadhan, itulah tekad dan harapan kita.

Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas