Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Banyak Makan Agar Puasanya Kuat Ternyata Salah, Ini Kata Ahli Gizi

Ketika waktu makan tiba, baik sahur maupun buka bukan berarti seseorang boleh makan sebanyak-banyaknya agar kuat puasa.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Banyak Makan Agar Puasanya Kuat Ternyata Salah, Ini Kata Ahli Gizi
Istimewa
Ilustrasi makanan sahur 

TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Puasa secara agama merupakan kewajiban bagi umat Islam.

Dari sisi kesehatan, tubuh tetap bisa mengalami proses detoksifikasi (penetralan dan pembuangan racun) saat berpuasa.

Karenanya, seseorang yang berpuasa perlu mencermati asupan dan pola makan sepanjang Ramadan.

Menurut ahli gizi, Rita Ramayulis, dalam keadaan normal, organ hati mengemban tugas untuk detoksifikasi tubuh.

Namun, secara alami, puasa bisa membantu proses detoksifikasi.

"Sadar atau tidak, kadang kita lepas kontrol mengonsumsi makanan. Sehingga, butuh detoksifikasi lagi yang disengaja. Artinya, dikondisikan. Puasa salah satu bentuk upaya dari detoksifikasi," katanya, akhir pekan lalu.

Saat buka puasa dan sahur papar Rita, bukan berarti seseorang boleh makan sebanyak-banyaknya agar kuat puasa.

Berita Rekomendasi

Kesempatan makan saat berpuasa, menurut dia, menjadi lebih sempit daripada saat tidak berpuasa.

"Kebutuhan energi juga sedikit karena kerja organ tubuh menjadi lebih lambat. Jadi, salah kalau kemudian kita makan lebih banyak supaya bisa bertahan puasanya," ujar Rita.

Ia menilai, puasa bisa dikatakan berhasil jika berat badan menjadi ideal, profil lipida darah atau kadar lemak darah membaik, serta kadar glukosa darah dan tekanan darah stabil.

Sumber: Tribun Lampung
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas