Presiden Sukarno di Balik Nama Langgar Merdeka Laweyan Solo
Tak banyak yang mengetahui bahwa nama Langgar Merdeka Laweyan, Solo, sebenarnya merupakan pesan dari Presiden ke-1 Republik Indonesia Sukarno.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Labib Zamani
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Tak banyak yang mengetahui bahwa nama Langgar Merdeka Laweyan, Solo, sebenarnya merupakan pesan dari Presiden ke-1 Republik Indonesia Sukarno.
Pasalnya, pembangunan Langgar Merdeka ini selesai menjelang kemerdekaan RI.
"Bung Karno (Sukarno) dahulu sering ke sini," kata Ketua Yayasan Langgar Merdeka Laweyan, Zulfikar Husain, ketika ditemui TribunSolo.com, Rabu (31/5/2017).
Baca: Jejak Toko Candu di Langgar Merdeka Laweyan Solo
Langgar Merdeka ini diresmikan Menteri Sosial RI Muljadi Djojomartono.
"Bung Karno menitip pesan melalui Menteri Sosial Muljadi Djojomartono untuk memberikan nama 'Langgar Merdeka'," cerita Zulfikar.
Menurut Zulfikar, makna 'Merdeka' adalah kebebasan. Karena tanah yang digunakan untuk pembangunan Langgar Merdeka tersebut dibeli pada masa penjajahan Belanda.
Pada masa Agresi Militer Belanda II tahun 1949 Langgar Merdeka diganti namanya menjadi Langgar 'Al Ikhlas'.
Saat itu Pemerintah Belanda melarang simbol-simbol yang berhubungan dengan kemerdekaan termasuk kata 'Merdeka'.
Namun demikian, masyarakat sampai saat ini menyebutnya Langgar Merdeka. Langgar Merdeka Laweyan terdiri dua lantai.
Lantai dua difungsikan untuk tempat ibadah (salat). Sedang lantai bawah digunakan untuk pengelola dengan konsep pertokoan sehingga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan usaha.
"Hasilnya digunakan untuk keperluan dan kebutuhan langgar," jelas dia.