Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Bulan Mencintai Alquran

Ramadan adalah bulan Alquran diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad di malam tanggal 17.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Bulan Mencintai Alquran
TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/SUHARNO
Puluhan santri Pondok Pesantren Baitul Musthofa di Mojosongo, Banjarsari, Solo membaca Alquran di tanah lapang di bawah sinar lampu petromaks, Selasa (21/6/2016) malam. Kegiatan yang digelar setiap tanggal 17 bulan Ramadan ini untuk memperingati Nuzul Quran atau turunya wahyu kitab suci Alquran dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SWA. TRIBUN JATENG/SUHARNO 

Oleh: KH. Cholil Nafis, Ph.D., Ketua Komisi Dakwah Dan Pengembangan Masyarakat MUI Pusat

TRIBUNNEWS.COM - Dalam beberapa bulan terakhir, kitab suci umat Islam, Alquran al-Karim, sering disebut-sebut oleh banyak orang. Sejak September 2016, hingga Mei 2017, Alquran menjadi tranding topic di jagad maya, baik pro maupun kontra karena terkait dengan isu penistaan.

Bukan tanpa alasan, kitab suci umat Islam memang sangat dicintai oleh umatnya, meski tidak jarang kecintaan umatnya berangkat dari keyakinan formal, bukan keyakinan substansial.

Di bulan suci Ramadan seperti saat ini, seharusnya kecintaan umat Islam terhadap Alquran bukan sebatas pada aspek luaran, tetapi harus pada wilayah yang menyentuh unsur hakikat, yaitu mencintainya karena ajaran dan nilai-nilainya menjadi pedoman hidup yang membebaskan, dan mencerahkan dalam relasi vertikal dan horizontal.

Kandungan isi Alquran yang berisi tentang kemuliaan-kemuliaan yang diwahyukan Tuhan kepada umat manusia harus menjadi pijakan kita dalam mencintainya. Artinya, kecintaannya mewujud melalui internalisasi dan landasan sikap dan perilaku sehari-hari.

Ramadan adalah bulan Alquran diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad di malam tanggal 17. Umat Islam sering memperingati sebagai momen turunnya Alquran (Nuzul al-Quran). Lalu apa keistimewaannya? Setidaknya terdapat dua keistimewaan pada peristiwa Nuzul al-Quran, yaitu:

Pertama, malam diturunkannya Alquran. Alquran pertama kali diwahyukan di Gua Khira’, yaitu surat Al-‘Alaq: 1-5 melalui Jibril kepada Muhammad pada malam tersebut, yang tidak terjadi pada malam-malam yang lain. Alquran diturunkan bukan hanya untuk Nabi muhammad sendiri, melainkan untuk seluruh umat dan makhluk di alam yang berfungsi sebagai pembeda antara hak dan batil serta merupakan petunjuk bagi orang-orang bertakwa (QS: Al-Baqarah: 3).

BERITA TERKAIT

Kedua, dengan diturunkannya wahyu pertama kepada Muhammad, merupakan penanda langsung bahwa Muhammad diangkat oleh Allah SWT sebagai Rasul dan menjadi Nabi yang terakhir (khataman Nabiyyiin). Dalam konteks ini, pada malam diturunkannya Alquran dicatat oleh sejarah dunia bahwa ini merupakan momen yang maha penting, karena awal dari munculnya peradaban baru yang mengubah dunia.
Dua keistimewaan Nuzul al-Quran tersebut telah menjadi titik simpul umat Islam mencintai atas kitabnya, karena dari peristiwa malam itulah semua aspek kehidupan umat Islam, bahkan dunia ditorehkan dalam catatan sejarah hingga kahir zaman kelak.

Lalu, bagaimana sikap umat Muhammad yang meyakini atas kebenaran Alquran sebagai wahyu Allah yang otentik dalam mencintai Alquran? Apa yang harus dilakukan pada bulan Ramadan sebagai Syahrul Quran (bulan Alquran)?

Ada beberapa langkah penting pada bulan Ramadan dan bulan-bulan selanjutnya sebagai wujud kecintaan kita pada kitab suci ini, yaitu: (1) Menyempatkan diri untuk membaca ayat-ayat Alquran setiap harinya dengan niat ibadah dengan berusaha membaca secara tartil sesuai dengan hukum bacaan tajwid yang dicontohkan Rasulullah.

(2) Menghormati mushaf Alquran dengan manaruh di tempat-tempat mulia, terhormat, agar berbeda dengan buku-buku bacaan yang lain. (3) Membaca di tempat-tempat yang baik, bersih, dan pantas sebagai wujud perhormatan atas kalam ilahi. (4) Menginternalisasikan nilai dan ajarannya dalam bentuk sikap dan perilaku sehari-hari. (5) Berusaha mengkaji dan mengajarkan Alquran kepada orang lain yang belum dapat membaca atau memahami isinya.

Demikian pentingnya kedudukan Alquran dalam hidup seorang muslim, sehingga perlu perhatian khusus. Sebagai muslim yang baik, kita harus membuktikan diri mencintai Alquran.

Banyak cara mengartikulasikan kecintaan kita kepada kitab suci itu. Namun selain hal-hal yang sifatnya formalitas ritual, hal yang paling pokok adalah agar nilai-nilai Alquran dapat kita laksanakan sepenuh hati, sepenuh jiwa, dan sepenuh keikhlasan.

Sehingga kita memahami Alquran bukan sekedar teks, tetapi konteks, yang pada akhirnya kita menjadi pribadi muslim yang luwes, menghargai berbagai perbedaan, dan tidak mudah men-judge orang lain sebagai pihak yang salah atau kafir. Wallahu a’lam []

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas