Terbukti Secara Ilmiah, Bayar Zakat Bikin Bahagia
Bersedekah ternyata membahagiakan. Kesimpulan ini terungkap dari penelitian Universitas California
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bersedekah ternyata membahagiakan. Kesimpulan ini terungkap dari penelitian Universitas California, Moll dkk (2006).
Penelitian dilakukan dengan memantau aktivasi otak sewaktu seseorang mendermakan hartanya berupa pemberian hadiah uang dan sumbangan.
Dari situ menemukan perbedaan yang bermakna dalam aktivitas saraf pada penyumbang, berupa peningkatan aktivitas area otak di mesolimbik, termasuk pada striatum dorsal dan ventral serta area tegmental ventral di otak.
Peningkatan aktivitas tersebut dimaknai sebagai suatu kondisi mental dan merasa lebih dihargai serta terjadi peningkatan empati.
Dalam penemuan ini, para dermawan atau donator memaknai Sumbangannya sebagai suatu investasi yang tidak pernah merugi, tetapi sebuah investasi jangka panjang dan investasi sosial.
Investasi itu yang memberikan hasil senanitasa menguntungkan. Dalam interview para dermawan tersebut merasakan suatu aktivitas bahagia secara pribadi hingga aspek sosialnya.
Di sisi lain, perasaan bahagia yang muncul sewaktu kita memberi, ternyata berhubungan dengan peningkatan hormone Oxytocin yang terletak pada bagian belakan atau posterior kelenjar pituitary di otak.
Kondisi ini mirip sewaktu seseorang mendengarkan lagu kesenangan. Oxytocin juga ternyata mempengaruhi setiap aspek kehidupan sosial dan ekonomi khususnya yang berhubungan dengan perasaan kedermawanan.
Alhasil, Oxytocin diberi nama "essence of empathy", oleh para neurosaintis.
Hasil studi ini relevan dengan perintah zakat terhadap umat Islam di bulan Ramadan.
Secara Syariah, Allah SWT menjanjikan akan memberikan berbagai reward ataupun balasan yang berlipat ganda bagi orang yang dermawan, yang senantiasa menginfakkan harta bendanya dijalan yang benar.
Demikian pula, mereka akan mendapatkan balasan yang berlimpah, berupa ketenangan, kabahagiaan, kedamaian, serta penghargaan yang amat besar, bukan hanya dari Allah swt, tetapi juga dari masyarakat serikatnya.
"Pada orang yang dermawan memiliki kada Oxytocin atau hormon cinta, dan dilepaskan dalam jumlah besar pada saat seseorang mendermakan barang berharaganya, sehingga memacu rasa puas dalam bathinnya sebagai orang yang bermakna bagi sekelilingnya," tulis Taruna Ikrar, Professor and Dean at School of Biomedical Sciences, National Health University, California, dalam keterangannya kepada Tribunnews.com.