Berikut Keistmewaan Lain Masjid Rahmat Surabaya
Selain memiliki predikat sebagai masjid legendaris di Surabaya, Masjid Rahmat di Kembang Kuning punya keistimewaan lainnya.
Editor: Y Gustaman
Selain memiliki predikat sebagai masjid legendaris di Surabaya, Masjid Rahmat di Kembang Kuning punya keistimewaan lainnya. Kumandang azan di masjid ini patokan azan se-Jawa Timur.
Laporan Wartawan Surya, Fatimatuz Zahroh
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Kumandang azan pertama dari Masjid Rahmat menjadi tolok ukur azan di seluruh surau dan masjid di Jawa Timur. Itu dilakukan dengan cara menyiarkan azan melalui radio milik yayasan.
Radio dengan frekuensi AM itu bernama Yasmara, singkatan dari Yayasan Masjid Rahmat. Sejak beroperasi pada 1952 silam, radio itu masih eksis sampai kini.
"Kami memang memiliki patokan waktu yang pas. Jamnya tidak dilebihkan atau dikurangi. Jam masjid ini sama dengan patokan jam nasional di 103," kata pengurus Yayasan Masjid Rahmat, Syafii.
Baca: Masjid Rahmat di Kembang Kuning Tertua di Surabaya, Begini Sejarahnya
Memang, dalam menentukan waktu azan salat lima waktu mereka tidak menentukan atau mengukur sendiri. Melainkan sesuai jadwal resmi dari Kementerian Agama Jawa Timur.
"Kan setiap hari waktu salat kadang tidak sama. Makanya kita juga update untuk meminta jadwal tersebut," ucap dia
Kecermatan menjaga waktu azan salat itu membuat Masjid Rahmat hingga kini menjadi panutan.
Setiap Ramadan, banyak masjid dan juga surau dari kota Surabaya yang stay tuned ke Radio Yasmara untuk mengetahui waktu Magrib dan waktu imsak.
"Sebelum mengumandangkan azan, kami ada rangkaiannya. Mulai dengan bacaan salawat, syiir tanpa waton, dilanjutkan dengan bacaan tarhim. Tarhimnya ini live dari Masjid Rahmat," ucap Syafii.
Sampai saat ini memang sudah tidak banyak yang fanatik mendengarkan radio Yasmara ini. Namun untuk wilayah Jawa Timur pantura masih menjadikan azan Masjid Rahmat sebagai patokan.
"Sebenarnya bukan hanya azan Magrib saja yang dijadikan patokan. Melainkan empat waktu salat yang lain," ia menambahkan.
Dikatakan Syafii, ia senang Masjid Rahmat bisa menjadi patokan azan. Sebab banyak masjid lokal yang belum berani azan jika Masjid Rahmat belum mengumandangkan azannya.