Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Masjid Rahmat Kerap Disambangi Mereka yang Ingin Masuk Islam

Sebagai masjid tertua di Kota Surabaya dan menjadi tempat syiar Raden Rahmat atau Sunan Ampel, banyak orang mengistimewakan Masjid Rahmat.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Masjid Rahmat Kerap Disambangi Mereka yang Ingin Masuk Islam
Surya/Habibur Rohman
Salat berjamaah di Masjid Rahmat, Kembang Kuning, Surabaya, Jawa Timur. SURYA/HABIBUR ROHMAN 

Laporan Wartawan Surya, Fatimatuz Zahroh

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Sebagai masjid tertua di Kota Surabaya dan menjadi tempat syiar Raden Rahmat atau Sunan Ampel, banyak orang mengistimewakan Masjid Rahmat.

Masjid yang berada di Kembang Kuning ini menjadi jujugan non-Muslim yang hendak mengucapkan kalimat syahadat untuk memeluk Islam dan menjadi mualaf.

Dalam satu bulan puluhan orang datang ke Masjid Rahmat ini untuk menyatakan memeluk Islam. 

Pengurus Yayasan Masjid Rahmat, Syafii, mengatakan menjadi mualaf di Masjid Rahmat tak sekedar mengucapkan dua kalimat syahadat di depan imam masjid. Tapi ada syarat-syarat yang harus dilalui.

Baca: Sumur Tua Masjid Sunan Ampel Tak Pernah Kering Airnya

Baca: Berikut Keistmewaan Lain Masjid Rahmat Surabaya

Berita Rekomendasi

Baca: Masjid Rahmat di Kembang Kuning Tertua di Surabaya, Begini Sejarahnya

"Pertama menyerahkan data diri, termasuk menyerahkan kartu baptis. Selain untuk data kami juga untuk meyakinkan kartu itu sudah tidak dipergunakan lantaran sudah memeluk agama Islam," ucap Syafii.

Tidak hanya itu, ia yang juga bertugas sebagai saksi dan yang mengislamkan mualaf, mengatakan mereka juga harus mengikuti prosesi mengislamkan.

Usai mengucap dua kalimat syahadat dan disaksikan dua orang saksi, mereka juga akan diajak untuk mengukuhkan ikrar. Ikrar itu dilakukan usai salat subuh berjamaah di hari Sabtu atau Minggu.

"Dipilih hari tersebut karena di saat itu ada sesepuh imam Masjid Rahmat yang dijadwal memberi kuliah subuh di masjid Rahmat. Selain itu, juga melatih dan membuktikan keseriusan mereka untuk masuk Islam dengan mendirikan salat subuh berjamaah," urai Syafii.

Sampai di sini proses menjadi mualaf sudah rampung. Oleh pengurus Masjid Rahmat, para mualaf disediakan waktu delapan kali pertemuan berisi sesi memperdalam ilmu agama Islam.

"Sebab mualaf cenderung masih awam dengan Islam. Makanya kami mengajak mereka untuk ikut pembinaan agama selama delapan kali pertemuan," kata Syafii.

Dalam sesi tersebut mualaf akan diajarkan bagaimana Islam, mendirikan salat, akidah dan tentang fiqih. Ini dilakukan agar seorang yang baru masuk Islam bisa mengenal agama Allah dengan lebih dalam.

Mereka yang datang secara khusus agar diislamkan di Masjid Rahmat tak hanya warga sekitar Kembang Kuning atau Surabaya. Dari Sidoarjo, Gresik, Tuban, dan juga dari luar pulau juga ada.

"Bahkan dari luar negeri beberapa kali juga ada. Dari India, dari Australia, banyak," Syafii menambahkan.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas