Bolehkah Tak Berpuasa Saat Perjalanan Mudik? Simak Kisah Nabi Tentang Musafir
Bulan puasa tak membatasi umat Islam untuk terus beraktivitas, termasuk untuk bepergian.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Bulan puasa tak membatasi umat Islam untuk terus beraktivitas, termasuk untuk bepergian.
Di Indonesia, tradisi mudik masih lekat dilakukan umat muslim menjelang Idul Fitri.
Mereka yang merantau akan pulang atau mudik ke kampung halaman masing-masing.
Mereka yang di perjalanan biasanya disebut musafir.
Apakah musafir boleh atau tidak berpuasa?
Baca: Sahkah Puasanya, Jika Seorang Perempuan Sudah Suci Haid Tapi Belum Mandi Wajib?
Menurut Ustadz Adi Hidayat, perjalanan atau safar tak harus berupa mudik.
Safar adalah perjalanan jauh yang jaraknya lebih dari 80 kilometer dan dalam hukum Islam jika sudah mencapai jarak ini maka berlaku hukum qashar dalam salat.
“Kemudian, bagi musafir boleh puasa atau tidak? Menurut para ulama, lihat dulu kondisi fisiknya. Kalau perjalanannya itu membuatnya kelelahan, maka tak boleh puasa. Kalau kuat saja, harus tetap puasa,” jelasnya.
Dijelaskannya pula, dalam sebuah riwayat pernah Nabi Muhammad menemui seorang musafir yang sedang berpuasa namun kelelahan akibat perjalanan jauhnya itu, maka Rasulullah menyuruhnya untuk membatalkan puasanya.
Sebaliknya, ada juga musafir lain yang sedang berpuasa juga yang ditemui Rasulullah namun dia sehat saja dan tidak kelelahan di perjalanan.
“Maka Nabi Muhammad membiarkannya saja, tidak melarangnya untuk terus berpuasa,” katanya.
Simak videonya di bawah ini: