Saat Wamen ESDM Berceramah Tarawih: Ingatkan Masyarakat Perkuat Sikap Tabayyun
Dengan memiliki sikap tabayyun terhadap setiap informasi yang diperoleh, masyarakat dapat mengambil kesimpulan yang utuh sebelum bertindak.
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM) Arcandra Tahar kembali mengingatkan masyarakat Indonesia untuk selalu memiliki dan memperkuat sikap tabayyun (memeriksa kebenaran) dari setiap informasi yang diperoleh agar kehidupan tetap terjaga dan tertata dengan baik. Hal tersebut penting di tengah maraknya informasi yang beredar di masyarakat saat ini.
Arcandra mengimbau masyarakat untuk tidak mudah memercayai isu-isu menyesatkan yang berkembang lewat berbagai jalur komunikasi dan media sosial. Apalagi jika kebenarannya masih diragukan, karena sumber informasinya tidak jelas.
Dengan memiliki sikap tabayyun terhadap setiap informasi yang diperoleh, masyarakat dapat mengambil kesimpulan yang utuh sebelum bertindak.
Di tengah kehidupan yang modern ini, kita dihadapkan pada gaya hidup yang mudah dalam mendapat sebuah informasi.
Namun, tanpa mengecek sumber informasi tersebut seringkali kita langsung mengirim berita tersebut kepada orang lain, kata Arcandra saat mengisi ceramah usai menunaikan shalat tarawih berjamaah di Masjid Raya Sumatera Barat, Padang, Kamis (24/5) malam.
Menteri berdarah Minang ini mengungkapkan seseorang penting agar memegang prinsip fatabayyuna atau tidak mudah percaya terhadap berita-berita yang beredar apalagi langsung meneruskannya kepada orang lain.
Arcandra menegaskan, dengan mengecek kembali kebenaran informasi yang diterima maka akan menghindarkan suatu kaum dari kebodohan. Ini sudah menjadi guidance yang telah ditetapkan Allah sejak 14 abad yang lalu. Tabayyun, periksa itu berita! tegasnya.
Seseorang, kata dia, tidak akan menimpakan musibah pada sebuah kaum dengan kebodohan apabila mengecek kembali informasi yang didapatnya. Seseorang itu juga akan menjadi manusia yang menyesal dan merugi jika tidak melakukan perintah Allah tersebut.
"Inilah musibah terhebat kita abad ini, periksa diri apakah kita selalu bertabayyun atau masih sering mengikuti kebodohan menyebarkan berita tidak jelas. Minta ampunan kepada Allah yang maha pengampun," terangnya.
Arcandra menambahkan sikap tabayyun juga akan menghindarkan masyarakat dari prasangka buruk orang lain. Sebaliknya, absennya sikap tabayyun menjadikan seseorang kerap mencari pembenaran dengan melakukan dzon (prasangka) yang kemudian berlanjut pada ghibah (menggunjing orang lain), bahkan fitnah yang keji.
Menurutnya, masyarakat semestinya menghindari berprasangka buruk terhadap suatu hal. Seseorang harus dapat mengosongkan pikiran dan introspeksi diri terhadap keberadaan prasangka. Sebab, sebagian prasangka adalah dosa. Apalagi, setiap manusia pasti memiliki kesalahan jika dicari. Oleh karenanya, seseorang tidak boleh mencari-cari kesalahan orang lain, kecuali jika digunakan sebagai pengingat satu sama lain.
“Prasangka dan ghibah adalah kebiasaan buruk di zaman modern sekarang. Bulan Ramadhan ini merupakan waktu yang tepat untuk meninggalkan kebiasaan buruk tersebut dan menghapuskan dosa-dosa. Mari cek diri kita masing-masing," tutupnya.